Aktivitas perdagangan di objek wisata Makam Sunan Kudus mulai marak
Kudus (ANTARA) - Sejumlah pedagang yang berjualan di kawasan objek wisata Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, mulai kembali berjualan meskipun masih sepi pengunjung, mengingat masih dalam masa pandemi penyakit virus corona (COVID-19).
Ana, salah satu pedagang peralatan salat di kawasan objek wisata Menara Kudus, Sabtu, mengakui sejak ramai penyebaran virus corona, kompleks Makam Sunan Kudus ditutup sehingga tidak ada lagi pengunjung.
Saat ini, kata dia, kembali beraktivitas, termasuk pedagang lainnya yang memang menggantungkan hidupnya dari ramainya pengunjung Makam Sunan Kudus.
"Terlebih lagi, berjualan juga menjadi satu-satunya mata pencaharian sehari-hari keluarga kami sehingga tidak bisa ditinggalkan untuk beralih profesi," ujarnya.
Untuk menghindari tertular virus corona, dirinya mulai membiasakan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan dengan sabun.
Ia juga selalu mencuci tangan setelah melayani pelanggan demi mencegah penularan penyakit virus corona.
Meskipun sepi wisatawan, dia mengaku, tetap berjualan, mengingat masih ada warga lokal yang membeli kopiah maupun perlengkapan salat lainnya.
Dalam sehari, transaksinya memang tidak banyak karena berkisar 10-an orang, terkadang juga tidak ada.
Saat ini, pengunjung Makam Sunan Kudus memang mulai berdatangan sehingga berharap ada yang tertarik membeli barang dagangannya.
"Mudah-mudahan, penyebaran virus corona mulai berkurang sehingga peziarah bisa kembali berdatangan sehingga dirinya bisa kembali mendapatkan pemasukan," ujarnya.
Lina, pedagang jenang khas Kudus mengakui optimistis pengunjung Makam Sunan Kudus akan kembali ramai, menyusul adanya kebijakan pemerintah menyambut normal baru bisa beraktivitas di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam rangka menyambut penerapan normal baru, dia mengaku, sudah membiasakan diri memakai masker dalam melayani konsumen, termasuk menyediakan tempat mencuci tangan.
Sejak dua pekan terakhir peziarah Makam Sunan Muria mulai ramai, meskipun belum normal seperti sebelumnya.
Transaksi penjualan setiap harinya, juga masih sepi karena dalam sehari hanya berkisar lima pengunjung saja yang membeli jenang sebagai oleh-oleh khas Kudus.
Hal itu, disebabkan karena pengunjungnya masih didominasi wisatawan lokal, sedangkan wisatawan luar daerah yang biasanya berombongan dengan bus belum terlihat hingga kini.
Mayoritas pedagang yang berada di kompleks Makam dan Menara Kudus tampak masih tetap berjualan, sedangkan sebagian toko tampak terlihat masih tutup mengingat wisatawan yang berkunjung memang belum banyak.
Joko, penyedia jasa foto mengakui belum ramai pengunjung karena jumlah wisatawan yang memanfaatkan jasanya juga belum banyak, lantaran dalam sehari hanya 10-an orang, sedangkan sebelumnya bisa mencapai puluhan bahkan hingga ratusan saat ramai pengunjung.
Ana, salah satu pedagang peralatan salat di kawasan objek wisata Menara Kudus, Sabtu, mengakui sejak ramai penyebaran virus corona, kompleks Makam Sunan Kudus ditutup sehingga tidak ada lagi pengunjung.
Saat ini, kata dia, kembali beraktivitas, termasuk pedagang lainnya yang memang menggantungkan hidupnya dari ramainya pengunjung Makam Sunan Kudus.
"Terlebih lagi, berjualan juga menjadi satu-satunya mata pencaharian sehari-hari keluarga kami sehingga tidak bisa ditinggalkan untuk beralih profesi," ujarnya.
Untuk menghindari tertular virus corona, dirinya mulai membiasakan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan dengan sabun.
Ia juga selalu mencuci tangan setelah melayani pelanggan demi mencegah penularan penyakit virus corona.
Meskipun sepi wisatawan, dia mengaku, tetap berjualan, mengingat masih ada warga lokal yang membeli kopiah maupun perlengkapan salat lainnya.
Dalam sehari, transaksinya memang tidak banyak karena berkisar 10-an orang, terkadang juga tidak ada.
Saat ini, pengunjung Makam Sunan Kudus memang mulai berdatangan sehingga berharap ada yang tertarik membeli barang dagangannya.
"Mudah-mudahan, penyebaran virus corona mulai berkurang sehingga peziarah bisa kembali berdatangan sehingga dirinya bisa kembali mendapatkan pemasukan," ujarnya.
Lina, pedagang jenang khas Kudus mengakui optimistis pengunjung Makam Sunan Kudus akan kembali ramai, menyusul adanya kebijakan pemerintah menyambut normal baru bisa beraktivitas di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam rangka menyambut penerapan normal baru, dia mengaku, sudah membiasakan diri memakai masker dalam melayani konsumen, termasuk menyediakan tempat mencuci tangan.
Sejak dua pekan terakhir peziarah Makam Sunan Muria mulai ramai, meskipun belum normal seperti sebelumnya.
Transaksi penjualan setiap harinya, juga masih sepi karena dalam sehari hanya berkisar lima pengunjung saja yang membeli jenang sebagai oleh-oleh khas Kudus.
Hal itu, disebabkan karena pengunjungnya masih didominasi wisatawan lokal, sedangkan wisatawan luar daerah yang biasanya berombongan dengan bus belum terlihat hingga kini.
Mayoritas pedagang yang berada di kompleks Makam dan Menara Kudus tampak masih tetap berjualan, sedangkan sebagian toko tampak terlihat masih tutup mengingat wisatawan yang berkunjung memang belum banyak.
Joko, penyedia jasa foto mengakui belum ramai pengunjung karena jumlah wisatawan yang memanfaatkan jasanya juga belum banyak, lantaran dalam sehari hanya 10-an orang, sedangkan sebelumnya bisa mencapai puluhan bahkan hingga ratusan saat ramai pengunjung.