Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) terus berusaha mempermudah para pelaku UKM dan UMKM mendapatkan elpiji nonsubsidi, Bright Gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg dengan mengadirkan program Pinky Movement.
"Program Pinky Movement yaitu kolaborasi program kemitraan Pertamina yang ditujukan bagi UKM dan UMKM yang ingin mengembangkan usaha yang dimilikinya saat ini untuk selanjutnya berkembang dengan memiliki usaha outlet Bright Gas," kata Pjs. General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Teuku Johan Miftah.
Program Kemitraan tersebut merupakan inisiasi dari Kementerian BUMN sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. Per-09/MBU/07/2015 dan No. Per-02/MBU/04/2020 mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN.
Unit Manager Comm & CSR MOR IV, Anna Yudhiastuti menambahkan secara umum program kemitraan adalah pemberian pinjaman modal kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan dana yang disalurkan adalah dana bergulir yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil di tujuh sektor usaha yaitu sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan usaha jasa.
"Terdapat beberapa syarat bagi para pelaku usaha UMKM untuk bisa menerima program PKBL Pertamina yakni badan usaha atau perseorangan memiliki aset bersih maksimal Rp500 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan, omzet usaha tidak lebih dari Rp2,5 miliar, dan kegiatan usahanya sudah berjalan setidaknya selama setahun dan berdiri sendiri," jelas Anna.
Baca juga: Pertamina berikan apresiasi kepada awak mobil tangki
Pertamina, tambah Anna, berharap pinjaman modal untuk UKM dan UMKM tersebut dapat membantu usaha mikro yang saat ini sedang berjuang di tengah hantaman dampak ekonomi karena pandemi COVID-19.
Dalam rangkaian program Pinky Movement tersebut, PT Pertamina (Persero) mengapresiasi para pelaku UMKM yang setia menggunakan produk LPG nonsubsidi yaitu Bright Gas untuk kebutuhan usaha kuliner mereka di antaranya Sate Kambing Pak Manto di Laweyan, Kota Surakarta.
Vita, pengelola warung kuliner khas Solo tersebut mengaku nyaman dan aman menggunakan tabung bright gas ukuran 5,5 kilogram karena memiliki tabung yang tidak terlalu besar, cukup di ruangan terbatas seperti tempatnya, awet, dan memiliki keunggulan pada katupnya yang double spindle, sehingga memiliki perlindungan ganda.
“Rata-rata kami butuh 10 tabung Bright Gas per hari atau sekitar 300 tabung setiap bulannya. Alhamdulillah tabung pink ini mudah didapat. Ketika warung kami ramai dan butuh tambahan tabung gampang beli isi ulangnya," kata Vita yang mengaku telah 2 tahun menggunakan Bright Gas.
Teuku Johan Miftah menambahkan Pertamina terus memastikan ketersediaan LPG khususnya jenis nonsubsidi yaitu Bright Gas di outlet LPG Pertamina.
“Produk LPG Pertamina terbagi menjadi dua kategori yaitu subsidi dan nonsubsidi. Jenis LPG subsidi adalah tabung ukuran 3 kilogram berwarna hijau yang diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu atau miskin sedangkan bagi kalangan mampu kami menyediakan LPG nonsubsidi seperti bright gas dengan ukurang tabung 5,5 dan 12 kg," kata Johan.
Baca juga: Pertamina bangun Pertashop di 3 desa Soloraya Jateng
Berita Terkait
Pertamina Patra Niaga tambah 128.000 LPG 3 kg di Kota Semarang
Jumat, 19 April 2024 18:35 Wib
Kilang Cilacap pastikan operasional lancar saat libur dan cuti lebaran
Jumat, 19 April 2024 16:31 Wib
GM Kilang Cilacap sebut Idul Fitri dongkrak keikhlasan kelola energi
Rabu, 17 April 2024 9:34 Wib
Bahagianya 40 anak yatim-duafa diajak Perwira Kilang Cilacap belanja baju lebaran
Rabu, 17 April 2024 9:10 Wib
Kebutuhan BBM dan avtur terpenuhi, berikut jumlah konsumsinya di Jateng dan DIY
Selasa, 16 April 2024 16:10 Wib
Konsumsi Pertamax Series meningkat 94 persen di Jateng dan DIY
Selasa, 16 April 2024 12:17 Wib
Peringati HUT Ke-21, SPP PWK Cilacap berbagi sesama pada bulan mulia
Selasa, 9 April 2024 14:42 Wib
Petinggi Pertamina Patra Niaga tinjau layanan Satgas RAFI 2024 di Surakarta
Senin, 8 April 2024 21:50 Wib