Temanggung (ANTARA) - Kalangan petani bawang putih di lereng Gunung Sumbing Desa Petarangan, Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berharap pada masa panen bawang putih 2020 harganya semakin baik.
Petani bawang putih di Desa Petarangan Kecamatan Kledung, Bangun Sugito di Temanggung, Kamis, mengatakan harga bawang putih saat ini tidak sesuai dengan harapan petani.
Harga jual bawang putih basah sekarang sekitar Rp8.000 hingg Rp11.000 per kilogram, sangat jauh dibanding dengan harga bawang putih pada panen 2019.
Baca juga: Menteri Pertanian panen bawang putih di lereng Gunung Sumbing
Menurut dia, harga bawang putih saat ini tidak seimbang dengan biaya produksi. Dalam satu hektar tanaman bawang putih membutuhkan biaya antara Rp30 juta hingga Rp35 juta.
"Biaya tersebut belum termasuk biaya sewa lahan, beruntung saya lahannya punya sendiri jadi biayanya bisa ditekan," katanya.
Ia menuturkan kondisi cuaca selama masa tanam kurang mendukung, produksi bawang putih hanya berkisar antara 5 hingga 6 ton bawang putih basah. Kondisi tersebut jauh dari prediksi petani sekitar 9 hingga 10 ton per hektar.
Menurut dia dalam tiga tahun terakhir petani sudah kembali semangat menanam bawang putih, namun dengan harga yang murah ini pihaknya akan berpikir ulang untuk menanam bawang putih.
Petani yang lain, Solikhin menuturkan tidak mengetahui secara persis turunnya harga bawang putih tersebut. Namun, kemungkinan karena terlalu banyak masuk bawang putih dari luar negeri.
"Sekarang pemerintah masih impor bawang putih, kemungkinan turunnya harga bawang putih lokal ini karena banyaknya bawang putih impor," katanya.
Ia menyebutkan saat ini harga bawang putih yang sudah dijemur tiga hingga empat hari Rp13.000-Rp15.000 per kilogram. Sedangkan harga bawang putih yang sudah kering hanya Rp20.000 hingga Rp22.000 per kilogram.
"Kalau sudah kering menyusutnya cukup banyak sampai 40 persen, kalau dengan harga tersebut masih minim sekali. Kalau tahun 2019 harga bawang putih kering mencapai Rp40.000 per kilogram," katanya.
Menurut dia, dengan murahnya bawang putih, saat ini tidak ada pedagang atau tengkulak yang datang langsung ke petani untuk membeli bawang putih, sehingga petani kesulitan menjual hasil panennya.
"Jarang sekali ada pedagang yang langsung datang melakukan pembelian, berbeda kalau harganya bagus pedagang pada rebutan untuk mendapatkan barang," katanya.
Ia berharap pemerintah bisa mengkaji ulang tentang kebijakan impor bawang putih tersebut, karena sedikit banyak sangat mempengaruhi harga bawang putih di pasaran.
Menurut dia jika memang terpaksa harus impor, maka harus menyesuaikan waktu panen bawang putih lokal.
Baca juga: DPR dorong pemerintah setop impor bawang putih