Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menanggapi adanya pengurangan nilai oleh wasit pada atlet wushu putra Indonesia Edgar Xavier Marvelo, sehingga gagal meraih medali di nomor Taolu Changquan pada SEA Games 2019 yang digelar di World Trade Center, Manila, Minggu.
"Saya sudah ketemu pelatih dan sang atletnya, dan memang itu tidak pantas adanya pengurangan angka, karena tidak melampaui waktu, sehingga Indonesia gagal meraih medali," kata Zainudin di Manila, Minggu.
Zainudin mengakui, bahwa pola penjurian di cabang olahraga wushu sangat subyektif, hal ini berbeda dengan sepak bola yang skornya pasti, yakni gol atau tidak gol, dan terlihat jelas.
Baca juga: Medali wushu lepas dari Edgar Xavier karena pemotongan poin
"Jadi di wushu ini sangat tergantung sama jurinya," katanya, menjelaskan.
Namun demikian, Menpora tetap memberi dukungan kepada Edgar Xavier Marvelo, sebab masih ada nomor lain yang dipertandingkan dan diharapkan mampu mencapai hasil terbaik.
"Besok masih ada peluang lagi, dan saya yakinkan untuk besok bisa meraih lebih baik, mudah-mudahan," tuturnya.
Baca juga: Target wushu meleset di hari pertama
Sebelumnya, Edgar Xavier Marvelo gagal meraih medali di nomor Taolu Changquan karena keputusan pemotongan poin dari juri.
Juara dunia wushu 2019 itu bisa saja meraih medali jika tidak ada pemotongan poin dari juri sehingga ia harus finis dengan total 9,59 poin.
Juri memotong 0,1 poin yang membuat Edgar terlempar ke peringkat empat, sementara medali emas diraih atlet Singapura Yong Yi Xiang yang mengumpulkan poin 9,70 sedangkan perak diraih Wong Weng Son dari Malaysia dengan 9,68 poin dan perunggu jatuh ke tangan atlet Vietnam Tran Xuan Hiep dengan raihan 9,60 poin.
Baca juga: Edgar sang andalan Indonesia kejar emas hari pertama