77 persen kawasan pesisir pantai Jateng rusak, Belanda siap bantu
Batang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan sekitar 77 persen kawasan pesisir pantai di wilayah tersebut sudah rusak, sehingga perlu kepedulian dari masyarakat dengan menanam mangrove.
"Di Jawa Tengah hanya 23 persen (kawasan pesisir pantai) masih bagus dan 77 persen rusak. Saya paham betul karena baru-baru ini (kondisi pesisir pantai) sudah kita bahas dan dipaparkan di Belanda. Pemerintah Belanda juga siap untuk membantu," katanya usai melakukan penanaman mangrove di Pantai Sicepit, Kabupaten Batang, Jumat.
Menurut dia, gerakan pencanangan penanaman mangrove harus bisa dilaksanakan oleh stakeholder dan perlu dibantu oleh perguruan tinggi, komunitas, swasta untuk melaksanakan dan melestarikan kawasan pesisir pantai k earah yang lebih baik.
Baca juga: Atasi abrasi pantai, BPBD Cilacap pasang bronjong sabut kelapa
"Gerakan tanam mangrove ini adalah karya bersama antara Pemprov Jateng, Kabupaten Batang, BUMN, TNI, Polri dan ormas," kata Sri Puryono.
Ia mengatakan kegiatan gerakan tanam mangrove di kawasan pantai ini juga sebagai bentuk kepedulian bersama, karena saat ini sudah banyak hutan mangrove yang rusak karena beberapa faktor.
"Oleh karena, kita perlu kembali menanam dan memelihara tanaman mangrove. Gerakan ini jangan hanya sekadar pandai menanam melainkan juga harus pandai merawat," ujar Sri Puryono.
Gerakan tanam mangrove ini juga diikuti kegiatan memungut sampah di Pantai Sicepit sebagai upaya membangkitkan partisipasi masyarakat dengan membuang sampah dengan benar, agar lingkungannya bersih dan lestari.
Bupati Batang Wihaji mengatakan dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov Jawa Tengah yang telah menunjuk dan menyukseskan program penanaman mangrove di wilayahnya.
"Saya berharap masyarakat tidak sekadar menanam mangrove melainkan juga bisa merawat tanaman itu, karena hal ini juga sebagai bagian menjaga terhadap lingkungan," katanya.
Menurut dia, penanaman mangrove di Pantai Sicepit juga akan dimanfaatkan oleh pemerintah kabupaten sebagai pusat tempat wisata edukasi dan destinasi wisata hutan mangrove.
"Kami akan menata tanaman mangrove sebagai destinasi hutan mangrove, yang tentunya juga bisa sebagai pusat edukasi. Penanaman mangrove ini juga dapat dimanfaatkan sebagai fungsi ekosistem bakau sebagai ruang terbuka hijau, penangkal polutan, dan pencegah abrasi," katanya.
Baca juga: IARMI Semarang tanam mangrove cegah abrasi pantura
Baca juga: Cegah Abrasi, Ribuan Pohon Mangrove Ditanam di Batang
"Di Jawa Tengah hanya 23 persen (kawasan pesisir pantai) masih bagus dan 77 persen rusak. Saya paham betul karena baru-baru ini (kondisi pesisir pantai) sudah kita bahas dan dipaparkan di Belanda. Pemerintah Belanda juga siap untuk membantu," katanya usai melakukan penanaman mangrove di Pantai Sicepit, Kabupaten Batang, Jumat.
Menurut dia, gerakan pencanangan penanaman mangrove harus bisa dilaksanakan oleh stakeholder dan perlu dibantu oleh perguruan tinggi, komunitas, swasta untuk melaksanakan dan melestarikan kawasan pesisir pantai k earah yang lebih baik.
Baca juga: Atasi abrasi pantai, BPBD Cilacap pasang bronjong sabut kelapa
"Gerakan tanam mangrove ini adalah karya bersama antara Pemprov Jateng, Kabupaten Batang, BUMN, TNI, Polri dan ormas," kata Sri Puryono.
Ia mengatakan kegiatan gerakan tanam mangrove di kawasan pantai ini juga sebagai bentuk kepedulian bersama, karena saat ini sudah banyak hutan mangrove yang rusak karena beberapa faktor.
"Oleh karena, kita perlu kembali menanam dan memelihara tanaman mangrove. Gerakan ini jangan hanya sekadar pandai menanam melainkan juga harus pandai merawat," ujar Sri Puryono.
Gerakan tanam mangrove ini juga diikuti kegiatan memungut sampah di Pantai Sicepit sebagai upaya membangkitkan partisipasi masyarakat dengan membuang sampah dengan benar, agar lingkungannya bersih dan lestari.
Bupati Batang Wihaji mengatakan dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov Jawa Tengah yang telah menunjuk dan menyukseskan program penanaman mangrove di wilayahnya.
"Saya berharap masyarakat tidak sekadar menanam mangrove melainkan juga bisa merawat tanaman itu, karena hal ini juga sebagai bagian menjaga terhadap lingkungan," katanya.
Menurut dia, penanaman mangrove di Pantai Sicepit juga akan dimanfaatkan oleh pemerintah kabupaten sebagai pusat tempat wisata edukasi dan destinasi wisata hutan mangrove.
"Kami akan menata tanaman mangrove sebagai destinasi hutan mangrove, yang tentunya juga bisa sebagai pusat edukasi. Penanaman mangrove ini juga dapat dimanfaatkan sebagai fungsi ekosistem bakau sebagai ruang terbuka hijau, penangkal polutan, dan pencegah abrasi," katanya.
Baca juga: IARMI Semarang tanam mangrove cegah abrasi pantura
Baca juga: Cegah Abrasi, Ribuan Pohon Mangrove Ditanam di Batang