Magelang (ANTARA) - Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, Jawa Tengah, Kamis, mengajak "outbond" puluhan rehabilitan dalam memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019.
Outbond yang diselenggarakan di lingkungan rumah sakit dan diikuti puluhan pasien rawat jalan tersebut berlangsung meriah.
Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof dr Soeroyo Magelang dr. Eniarti MSc, SpKJ, MMR, mengatakan outbond ini salah satu upaya mengakrabkan di antara rehabilitan dan petugas.
Baca juga: Di RSJ Magelang, membatik jadi salah satu terapi bagi pasien
Ia menuturkan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) tahun ini dengan tema "Promosi Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri".
Dia mengatakan selain menggelar outbond, dalam peringatan HKJS 2019 RSJ Prof. Dr, Soerojo Magelang juga mengadakan kampanye pencegahan bunuh diri di acara Car Free Day (CFD ), seminar awam pencegahan bunuh diri, serta screening depresi on campus yang diawali pada hari ini hingga akhir Oktober 2019.
Ia mengatakan outbond bersama rehabilitan dengan konsep kumpul, srawung, seneng. Outbond ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri atas rehabilitan RSJ Magelang, Caregiver, dan Survivor Komunitas Peduli Skizofren Indonesia simpul Magelang Raya.
Baca juga: RSJ Magelang evakuasi 34 orang gangguan jiwa
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mencegah kejadian bunuh diri di masyarakat, sedangkan secara khusus rangkaian kegiatan ini dapat memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat luas mengenai masalah kesehatan jiwa dan pencegahan kejadian bunuh diri.
Eniarti berharap peserta mampu melakukan deteksi dini gangguan kejiwaan di masyarakat terutama yang berpotensi menyebabkan perilaku bunuh diri.
Melalui peringatan HKJS ini tentunya juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang layanan kesehatan jiwa dan kesehatan lainnya di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Ia menuturkan pencegahan bunuh diri tidak selalu dengan orang-orang dengan yang sudah pernah gangguan jiwa. Sebagai seorang profesional di kesehatan untuk menginformasikan kepada masyarakat kalau sebenarnya pencegahan bunuh diri itu bisa dilakukan saat mengetahui kondisi masyarakat di sekitarnya.
"Orang depresi sebenarnya masuk dalam gangguan jiwa, tidak mungkin orang sehat ingin mencelakai dirinya, tetapi sejauh mana masyarakat itu juga paham kalau sebenarnya anak, tetangga, sahabat kita ternyata sedang mengalami depresi. Apalagi bagi orang-orang yang tidak terbuka, ada yang introfet, istrofet. Sebagai sahabatnya mereka harus membantu mereka, apa yang dia butuhkan dari kita," katanya.
Baca juga: Pasien RSJ Magelang tewas, tiga karyawan jadi tersangka
Baca juga: Aniaya anak hingga tewas, seorang ibu jalani pemeriksaan di RSJ Solo