Pekalongan (ANTARA) - Sebanyak tiga desa di tiga kecamatan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih seiring memasuki musim kemarau yang relatif cukup panjang dan adanya kerusakan tandon Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo di Pekalongan, Jumat, mengatakan hingga kini pemkab terus melakukan suplai air bersih di tiga desa tersebut yaitu Desa Sragi Kecamatan Sragi, Desa Kesesi Kecamatan Kesesi, dan Pecakaran Kecamatan Wonokerto.
"Dua desa masing-masing Sragi dan Kesesi karena sumber air sudah tidak mengalir sedang di Desa Pecakaran akibat sarana Pamsimas mengalami rusak. Oleh karena, kami melakukan droping air bersih tiga hari sekali pada desa terdampak krisis air bersih," katanya.
Sebanyak 6 tangki dengan kapasitas masing-masing tangki 5.000 liter disalurkan di Kelurahan Sragi, Kecamatan Sragi untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi 340 keluarga atau 1.716 jiwa, dan 3 tangki di Desa/Kecamatan Kesesi untuk 481 keluarga atau 1.647 jiwa.
Baca juga: 31 desa di Banyumas krisis air bersih
Ia mengatakan Untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih itu, pemkab sudah menyiapkan lima mobil tangki air yaitu dua di BPBD dan tiga milik PDAM.
"Pada tahun ini memang ada beberapa desa yang ditangani dengan kegiatan Pamsimas sehingga semoga warga yang mengalami krisis air bersih mulai berkurang," katanya.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau 2019, BPBD sudah melakukan pemetaan terhadap sejumlah daerah rawan kekeringan di daerah itu.
Berdasar pemetaan, kata dia, terdapat sebanyak 11 desa di tujuh kecamatan berpotensi rawan air bersih yaitu Desa Lur Agung Kecamatan Kandang Serang, Pengapon, Legok Gunung Kecamatan Wonopringgo, Desa Pegandon, Pangkah, dan Kedung Kebo Kecamatan Karangdadap, serta Desa Sawangan Kecamatan Doro.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Lingkungan Hidup dan Permukiman Kabupaten Pekalongan Mudiharso mengatakan pemkab telah menyiapkan anggaran dari dana alokasi khusus sebesar Rp4,8 miliar dan dana APBD Rp1,5 miliar untuk pembangunan jaringan dan sambungan air bersih ke rumah warga.
"Saat ini yang sudah tertangani (akses air bersih) sekitar 90 persen. Kami berharap pada tahun depan sudah tidak ada lagi desa rawan air bersih," katanya.
Baca juga: 965.000 liter air disalurkan ke daerah kekeringan di Banjarnegara
Baca juga: Atasi kekeringan, Temanggung bangun 7 sumur bor tahun ini