Semarang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional memberikan apresiasi program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng sebagai upaya untuk menekan angka kematian ibu pada masa hamil dan saat melahirkan di Jateng.
"Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng sangat bagus karena berhasil turunkan angka kematian ibu juga bayi," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Semarang, Kamis.
Pada 2017, angka kematian ibu di Jateng berada pada 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup dan angka tersebut jauh di bawah, dibandingkan pada 2013 angka kematian ibu di Jateng masih berada di angka 118,62 per 100 ribu kelahiran hidup.
Target SDG's pada 2030, angka kematian ibu 70 per 100 ribu kelahiran hidup.
Selain angka kematian ibu yang turun, program tersebut juga dapat menekan angka kematian bayi, yakni 5.485 pada 2016 menjadi 4.481 pada 2018.
Dari sisi regulasi, Jateng juga telah menerbitkan sejumlah kebijakan untuk mempermudah pelaksanaan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) antara lain SK Gubernur Jateng No 476/70 Tahun 2017 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Program KKBPK yang isinya pembentukan dan pengurusan tugas tim koordinasi KKBPK lintas sektor.
Regulasi lainnya, keluarnya Surat Edaran Nomor 476/0012858 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program KKBPK di Provinsi Jateng serta Pergub Nomor 77 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kampung Keluarga Berencana di Jateng dan sampai saat ini sudah ada 1.730 kampung KB.
Kampung KB diharapkan bisa menjadi wadah kegiatan dan program kerja yang didukung semua pemangku kepentingan terkait agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk menurunkan angka kemiskinan.
Baca juga: Ganjar: USAID dukung Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng
Dukungan program KKBPK tersebut, menjadikan Ganjar Pranowo menjadi salah satu kepala daerah yang berhasil meraih penghargaan Manggala Karya Kencana karena mendukung program KKBPK, yakni berhasil meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan warga Jawa Tengah.
Penghargaan tersebut seyogyanya disematkan pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional di Kota Banjar Baru, Kalimatan Selatan, namun Ganjar berhalangan hadir, sehingga diserahkan pada peringatan Hari Jadi Pemprov Jateng di Lapangan Pancasila Semarang, Kamis.
Penghargaan tersebut diharapkan dapat melecut semangat para kepala daerah untuk memberikan dukungan nyata pada program KKBPK yang dapat terwujud dari komitmen para kepala daerah yang peduli dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui perencanaan keluarga.
MKK yang diterima Ganjar menjadi penghargaan kedua setelah Anugerah Kencana yang berhasil diboyong Jateng pada akhir 2018 (hanya lima gubernur yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut).
Baca juga: Kepala BKKBN ingatkan bahaya kawin pada usia muda