Petenis putri Indonesia ini nikmati pertandingan lapangan rumput Wimbledon
Jakarta (ANTARA) - Petenis Indonesia Priska Madelyn Nugroho kini menjadi satu-satunya wakil Indonesia di arena Grand Slam Wimbledon dan mengaku mulai menikmati pertandingan di lapangan rumput.
"Saya main di rumput lima tahun lalu di Australia hanya satu kali, dan rasanya bukan permukaan yang lazim saya mainkan. Tapi kemudian saya mulai menyukainya seiring permainan yang saya lalui di sini," tutur Priska saat diwawancarai ITF dalam akun Twitternya, Rabu.
Meski baru menjajal kejuaraan Wimbledon untuk pertama kalinya, namun Priska berhasil masuk hingga putaran 16 besar di nomor junior tunggal putri dan akan berhadapan dengan petenis asal Ceko Linda Fruhvirtova.
Sebagai salah satu dari dua wakil Indonesia di turnamen ini, selain Christopher Rungkat di nomor ganda-campuran, Priska merasa bangga dengan keikutsertannya di ajang Grand Slam tersebut.
Terlebih dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat Indonesia yang menonton pertandingannya di kejuaraan itu.
"Ini pertama kalinya ikut Wimbledon, sulit dipercaya. Saya menikmati semuanya, fasilitasnya, semuanya sangat bagus. Tidak banyak petenis Indonesia yang berkompetisi di turnamen internasional, dan mereka sangat mendukung, mereka menonton pertandingan saya dan saya berterima kasih pada mereka," ujar petenis kelahiran 29 Mei 2003 itu.
Keterlibatan Priska di Wimbledon juga tak lepas dengan bergabungnya dia dengan "Grand Slam Development Fund Team", sebuah tim asuhan Federasi Tenis Internasional (ITF) yang mengajak petenis dari seluruh dunia untuk ikut berkompetesi di ajang Grand Slam.
Menurut Priska, bergabung dengan GSDF selain memberikan keuntungan berupa pengalaman bertanding di ajang Grand Slam, juga menambah kualitas bermain berkat pelatihan yang sangat baik.
"Saya sangat beruntung bisa bergabung dengan tim ini, mereka sudah membayar untuk semuanya. Di tim ini saya belajar banyak, terutama saat musim tanah liat. Kalau saya mungkin harus bermain lebih agresif," katanya menerangkan kekurangan yang masih ingin diasah.
Meski baru bergabung selama dua bulan, bermula saat musim tanah liat, namun Priska sudah mendapat penilaian dan dukungan yang apik dari seluruh anggota tim GSDF, baik dari pelatih maupun sesama pemain.
Baca juga: Priska Madelyn tumbang di babak ketiga Australia Terbuka junior
Baca juga: Priska bidik lolos ke perempat final Australia Terbuka junior
"Saya main di rumput lima tahun lalu di Australia hanya satu kali, dan rasanya bukan permukaan yang lazim saya mainkan. Tapi kemudian saya mulai menyukainya seiring permainan yang saya lalui di sini," tutur Priska saat diwawancarai ITF dalam akun Twitternya, Rabu.
Meski baru menjajal kejuaraan Wimbledon untuk pertama kalinya, namun Priska berhasil masuk hingga putaran 16 besar di nomor junior tunggal putri dan akan berhadapan dengan petenis asal Ceko Linda Fruhvirtova.
Sebagai salah satu dari dua wakil Indonesia di turnamen ini, selain Christopher Rungkat di nomor ganda-campuran, Priska merasa bangga dengan keikutsertannya di ajang Grand Slam tersebut.
Terlebih dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat Indonesia yang menonton pertandingannya di kejuaraan itu.
"Ini pertama kalinya ikut Wimbledon, sulit dipercaya. Saya menikmati semuanya, fasilitasnya, semuanya sangat bagus. Tidak banyak petenis Indonesia yang berkompetisi di turnamen internasional, dan mereka sangat mendukung, mereka menonton pertandingan saya dan saya berterima kasih pada mereka," ujar petenis kelahiran 29 Mei 2003 itu.
Keterlibatan Priska di Wimbledon juga tak lepas dengan bergabungnya dia dengan "Grand Slam Development Fund Team", sebuah tim asuhan Federasi Tenis Internasional (ITF) yang mengajak petenis dari seluruh dunia untuk ikut berkompetesi di ajang Grand Slam.
Menurut Priska, bergabung dengan GSDF selain memberikan keuntungan berupa pengalaman bertanding di ajang Grand Slam, juga menambah kualitas bermain berkat pelatihan yang sangat baik.
"Saya sangat beruntung bisa bergabung dengan tim ini, mereka sudah membayar untuk semuanya. Di tim ini saya belajar banyak, terutama saat musim tanah liat. Kalau saya mungkin harus bermain lebih agresif," katanya menerangkan kekurangan yang masih ingin diasah.
Meski baru bergabung selama dua bulan, bermula saat musim tanah liat, namun Priska sudah mendapat penilaian dan dukungan yang apik dari seluruh anggota tim GSDF, baik dari pelatih maupun sesama pemain.
Baca juga: Priska Madelyn tumbang di babak ketiga Australia Terbuka junior
Baca juga: Priska bidik lolos ke perempat final Australia Terbuka junior