Batang rintis destinasi wisata Kampung Cokelat
Batang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melalui program pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) merintis destinasi wisata Kampung Cokelat dengan berbagai produk olahan di Desa Wonokerso, Kecamatan Tulis.
Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Nasikhin di Batang, Kamis, mengatakan bahwa destinasi wisata Kampung Cokelat ini berada di wilayah pabrik pengolahan kakao sehingga masyarakat akan mudah mendapat bahan baku untuk produk olahan makanan yang berbahan dari cokelat.
"Masyarakat yang berada di sekitar pabrik sudah kita berikan pelatihan tentang bagaimana cara membudidayakan tanaman cokelat agar memiliki kemampuan dan samangat mengembangkan wirausaha di bidang olahan kakao menjadi produk turunan yang lebih variatif dan sesuai selera kaum melinial," katanya.
Selain itu, kata dia, pemkab juga memberdayakan para petani kakao agar lebih semangat memelihara kebun dan peremajaan tanaman kakao, serta perluasan luas lahan untuk memenuhi pasokan bahan baku cokelat di pabrik.
"Kami optimistis dengan berdirinya pabrik kakao ini maka rintisan destinasi wisata Kampung Cokelat ini akan terwujud. Nantinya, destinasi wisata Kampung Cokelat ini juga diharapkan dapat mendukung program `Visit to Batang 2022`," katanya.
Ia mengatakan pabrik cokelat di Desa Wonokerso ini menempati areal seluas 2,8 hektare dengan kondisi bangunan seluas 4.000 meter persegi dan berada di tengah perkebunan kakao seluas 165 hektare.
Adapun pembangunan pabrik cokelat ini, kata dia, menghabiskan dana sekitar Rp105 miliar yang berasal dari dana bantuan Kementerian Perindustrian.
"Hanya saja, pabrik cokelat ini masih membutuhkan bahan baku untuk memenuhi produksi cokelat. Saat ini, produksi kakao hanya mencapai sekitar 700 kilogram sehingga pemkab bersama Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan PT Pagilran sebagai inisiator berdirinya pabrik akan terus memberdayakan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan rencananya pabrik cokelat di Desa Wonokerso, Kecamatan Tulis ini akan diresmikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada 30 Januari 2019.
Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Nasikhin di Batang, Kamis, mengatakan bahwa destinasi wisata Kampung Cokelat ini berada di wilayah pabrik pengolahan kakao sehingga masyarakat akan mudah mendapat bahan baku untuk produk olahan makanan yang berbahan dari cokelat.
"Masyarakat yang berada di sekitar pabrik sudah kita berikan pelatihan tentang bagaimana cara membudidayakan tanaman cokelat agar memiliki kemampuan dan samangat mengembangkan wirausaha di bidang olahan kakao menjadi produk turunan yang lebih variatif dan sesuai selera kaum melinial," katanya.
Selain itu, kata dia, pemkab juga memberdayakan para petani kakao agar lebih semangat memelihara kebun dan peremajaan tanaman kakao, serta perluasan luas lahan untuk memenuhi pasokan bahan baku cokelat di pabrik.
"Kami optimistis dengan berdirinya pabrik kakao ini maka rintisan destinasi wisata Kampung Cokelat ini akan terwujud. Nantinya, destinasi wisata Kampung Cokelat ini juga diharapkan dapat mendukung program `Visit to Batang 2022`," katanya.
Ia mengatakan pabrik cokelat di Desa Wonokerso ini menempati areal seluas 2,8 hektare dengan kondisi bangunan seluas 4.000 meter persegi dan berada di tengah perkebunan kakao seluas 165 hektare.
Adapun pembangunan pabrik cokelat ini, kata dia, menghabiskan dana sekitar Rp105 miliar yang berasal dari dana bantuan Kementerian Perindustrian.
"Hanya saja, pabrik cokelat ini masih membutuhkan bahan baku untuk memenuhi produksi cokelat. Saat ini, produksi kakao hanya mencapai sekitar 700 kilogram sehingga pemkab bersama Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan PT Pagilran sebagai inisiator berdirinya pabrik akan terus memberdayakan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan rencananya pabrik cokelat di Desa Wonokerso, Kecamatan Tulis ini akan diresmikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada 30 Januari 2019.