Jakarta (ANTARA News) - Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengatakan teror atau serangan kepada orang-orang di lembaga antirasuah merupakan hal yang kerap terjadi.
"Teror bagi KPK itu seperti sarapan pagi sebenarnya. Kalau saya banyak, bahkan setelah saya berhenti jadi ketua KPK," katanya usai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading di Jakarta Utara, Selasa.
Ketua KPK pada tahun 2011 hingga 2015 itu pun mengajak KPK untuk tidak gentar dengan berbagai ancaman yang datang silih berganti.
"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh takut dengan adanya kejadian ini, kita tidak boleh gentar, tetapi kejadin ini justru memotivasi kita bahwa korupsi tetap dilawan, tidak boleh takut," kata Abraham.
Menurut dia, teror sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan karena akan membuat para pelaku merasa menang.
"Tetapi itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena kalau dibesar-besarkan, orang yang meneror kita itu menjadi merasa berhasil. Kita tunjukkan tidak takut," ujar Abraham.
Pada hari ini sekitar pukul 05.10 WIB, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya.
Saat itu Novel baru saja selesai menunaikan shalat subuh dan akan kembali ke rumahnya. Siraman air keras itu mengenai mata Novel dan karena tidak dapat melihat jelas dahinya membentur pohon pasca kejadian.
Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading untuk diberikan pertolongan.