Dirjen IKP : Koran bertahan selama kedepankan jurnalisme berkualitas
Solo (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyebut media cetak yang salah satunya berupa koran, akan mampu bertahan selama mengedepankan jurnalisme berkualitas.
"Ya, media cetak saya kira struggle (berjuang) ya. Media cetak ini berjuang di tengah era digital," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo RI Usman Kansong setelah pembukaan pameran foto di Monumen Pers Nasional Solo, Rabu.
Meski harus berjuang, katanya, bukan berarti media cetak tidak mampu bertahan. Menurut dia, beberapa media cetak dari negara-negara lain masih mampu bertahan hingga saat ini.
"Jika melihat pengalaman media cetak di negara-negara lain, seperti New York Times, Washington Post, The Guardian, mereka dengan kreasi-kreasinya bisa bertahan. Kenapa mereka bertahan, karena mereka tetap mengedepankan jurnalis berkualitas, good journalism, tidak ikut-ikutan media sosial," katanya.
Dengan mengedepankan jurnalisme berkualitas, ia memperkirakan masa depan koran atau media cetak akan tetap terlihat.
"Hidup lah begitu (kedepankan jurnalisme berkualitas). Sekarang ini kan nggak, kita ini malah mengekor media sosial. Apa yang menjadi trending topik, kemudian diangkat di koran, di TV begitu," katanya.
Oleh karena itu, katanya, kreativitas menjadi penting. "Dalam arti bagaimana mendapatkan revenue (pendapatan), misalnya kalau The Guardian itu di Inggris dengan crowdfunding (urun dana), saya kira bagus begitu," katanya.
Ia mengatakan saat ini menjadi peluang untuk memperlihatkan kemampuan media massa dalam bertahan.
"Perusahaan-perusahaan digital ini kan sedang mengalami problem. Google me-lay off (memberhentikan) beberapa ribu karyawannya, Amazon itu juga me-lay off beberapa ribu karyawannya, Facebook atau Meta juga seperti itu. Nah ini menunjukkan bahwa sebetulnya mereka itu sedang menghadapi persoalan. Dan di sinilah titik masuk dari media konvensional untuk memulihkan kembali eksistensinya di mata masyarakat," katanya.
"Ya, media cetak saya kira struggle (berjuang) ya. Media cetak ini berjuang di tengah era digital," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo RI Usman Kansong setelah pembukaan pameran foto di Monumen Pers Nasional Solo, Rabu.
Meski harus berjuang, katanya, bukan berarti media cetak tidak mampu bertahan. Menurut dia, beberapa media cetak dari negara-negara lain masih mampu bertahan hingga saat ini.
"Jika melihat pengalaman media cetak di negara-negara lain, seperti New York Times, Washington Post, The Guardian, mereka dengan kreasi-kreasinya bisa bertahan. Kenapa mereka bertahan, karena mereka tetap mengedepankan jurnalis berkualitas, good journalism, tidak ikut-ikutan media sosial," katanya.
Dengan mengedepankan jurnalisme berkualitas, ia memperkirakan masa depan koran atau media cetak akan tetap terlihat.
"Hidup lah begitu (kedepankan jurnalisme berkualitas). Sekarang ini kan nggak, kita ini malah mengekor media sosial. Apa yang menjadi trending topik, kemudian diangkat di koran, di TV begitu," katanya.
Oleh karena itu, katanya, kreativitas menjadi penting. "Dalam arti bagaimana mendapatkan revenue (pendapatan), misalnya kalau The Guardian itu di Inggris dengan crowdfunding (urun dana), saya kira bagus begitu," katanya.
Ia mengatakan saat ini menjadi peluang untuk memperlihatkan kemampuan media massa dalam bertahan.
"Perusahaan-perusahaan digital ini kan sedang mengalami problem. Google me-lay off (memberhentikan) beberapa ribu karyawannya, Amazon itu juga me-lay off beberapa ribu karyawannya, Facebook atau Meta juga seperti itu. Nah ini menunjukkan bahwa sebetulnya mereka itu sedang menghadapi persoalan. Dan di sinilah titik masuk dari media konvensional untuk memulihkan kembali eksistensinya di mata masyarakat," katanya.