Jakarta Antara Jateng - Menurut co-founder dan director BookMyShow Indonesia Sudhir Syal ekosistem startup di Indonesia masih jauh lebih kecil dibandingkan di India.
"Jika dilihat pendanaan yang didapatkan startup Indonesia 800 juta dolar AS tahun ini, sementara India 4 miliar dolar AS tahun ini," kata dia kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
"Startup India pada 2011 mengumpulkan sekitar 800 juta dolar AS, jadi sekitar 5 tahun di belakang India," sambung dia.
Namun, Sudhir melihat, efisiensi budget perusahaan, QPI (indikator kualitas kerja) dan profitabilitas startup Indonesia lebih baik dibandingkan dengan startup India.
"Ini yang membuat investor lebih melirik Indonesia. Pasar di sini juga semakin tumbuh dan meluas lebih jauh," ujar dia.
Sudhir mengatakan bahwa India banyak memiliki startup ecommerce seperti Flipkart, Snapdeal dan MakeMyTrip, namun startup dalam bidang transportasi seperti Gojek tidak ada.
"Mungkin karena jalanan Indonesia lebih aman sedangkan jalanan di India tidak terlalu aman, jadi tidak akan terlalu mudah untuk mengembangkan startup motor," kata Sudhir.
Sudhir menjelaskan startup yang paling banyak di India adalah ecommerce, dan hi-tech startup yang dia sebut sebagai suporting ecommerce seperti cloud solutions, logistik dan web solutions, startup apapun yang mendukung industri ecommerce.
Ke depannya, dia melihat startup seperti Gojek dan Tokopedia akan lebih banyak lagi.
"Perusahaan-perusahaan ini akan lebih kaya lagi, dan ketika itu terjadi Indonesia akan punya lebih banyak entrepreneur, tapi Indonesia sebaiknya fokus untuk mendapatkan orang yang ahli dalam bidang teknologi dan analatik, seperti yang telah kami miliki," ujar Sudhir.
"Di India banyak anak muda yang belajar teknologi dan pemrograman," tambah dia.