"Jangan lupa, guru SD harus disiapkan menjalankan kebijakan itu. Sebab, selama ini mereka terbiasa mengajarkan IPA dan IPS sebagai pelajaran tersendiri," kata Ketua PGRI Kota Semarang Ngasbun Egar di Semarang, Minggu.

Hal itu diungkapkannya di sela memantau perlombaan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI di sejumlah sekolah di Semarang, salah satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Semarang.

Menurut Wakil Rektor I Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang itu, pihaknya mengapresiasi rencana pemerintah untuk menyederhanakan kurikulum, salah satunya mengintegrasikan IPA-IPS dalam pelajaran lain di SD.

"Selama ini, muatan kurikulum yang dibebankan pada anak-anak sekolah memang terlampau berat. Kami menyadari itu dan mengapresiasi jika kurikulum mau disederhanakan, namun harus ada kajian secara mendalam," katanya.

Kajian mendalam dalam penyederhanaan kurikulum, kata dia, perlu dilakukan agar tidak salah langkah, misalnya integrasi IPA-IPS dalam pelajaran lain yang justru membuat substansi pelajaran tersebut menjadi hilang.

"Jangan sampai nantinya guru tidak siap dengan kebijakan itu atau malah menyulitkan. Akhirnya, muatan IPA dan IPS yang seharusnya terintegrasi pelajaran lain tidak diajarkan karena guru merasa kesulitan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, guru-guru SD harus disiapkan terlebih dulu sebelum kebijakan tersebut diterapkan sehingga mereka bisa melaksanakan kebijakan itu secara maksimal dan hasil pembelajaran yang dicapai juga optimal.

"Sebelum kurikulum baru diterapkan, harus ada jaminan 100 persen perangkatnya siap. Perangkat yang terpenting adalah guru yang menjalankan kurikulum. Kalau gurunya siap, maka kurikulum akan berjalan bagus," katanya.

Ia menilai, pengintegrasian IPA-IPS dalam pelajaran lain memungkinkan diterapkan di SD karena sistem pengajaran guru masih terbagi guru kelas, belum seperti guru-guru setiap pelajaran seperti jenjang SMP dan SMA.

Kalau untuk pembelajaran di SMP yang sudah membagi guru pelajaran, seperti IPA dan IPS, kata dia, tentu pengintegrasian IPA-IPS berjalan lebih sulit sebab akan ada guru IPA dan IPS yang tidak kebagian jam mengajar.

"Sebenarnya itu (pengintegrasian IPA-IPS, red.) untuk SD memungkinkan. Hanya saja, guru-gurunya perlu disiapkan terlebih dulu secara matang. Jangan sampai mereka kaget dengan perubahan pola mengajar itu," kata Ngasbun.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024