Kudus (ANTARA) - Kolaborasi antara swasta yang meliputi Grab Indonesia dan OVO, bersama Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bakal memperluas jangkauan program "Kota Masa Depan" untuk akselerasi digital guna mendorong pertumbuhan UMKM dan mitra ekonomi kreatif (ekraf) di Kudus, Jawa Tengah.
"Pemerintah terus mendorong transformasi digital UMKM secara menyeluruh, dari hulu ke hilir, sebagai upaya mengoptimalkan potensi ekonomi nasional," kata Deputi Bidang Usaha Kecil, Kementerian UMKM Temmy Satya Permana saat menyampaikan sambutan mewakili Menteri UMKM pada acara Program Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) Kudus sebagai kota ke-16, di Kudus, Jumat.
Ia mencatat sudah ada 25 juta UMKM di Indonesia yang beralih ke platform digital untuk meningkatkan efisiensi usaha dan memperluas akses pasar. Kemudian ada sekitar 70 persen ekonomi digital Indonesia saat ini ditopang oleh sektor e-commerce, yang menunjukkan besarnya peluang bagi pelaku usaha untuk terhubung dengan pasar digital.
Melalui kolaborasi program Kota Masa Depan yang dijalankan oleh Grab dan OVO, menurut dia, upaya digitalisasi ini diperluas hingga ke daerah agar dapat menjangkau lebih banyak UMKM dan mitra pengemudi ojek online yang juga dikategorikan sebagai usaha mikro.
"Tentunya semakin banyak pelaku ekonomi lokal yang dapat meningkatkan daya saing dan berpartisipasi dalam ekonomi digital," tuturnya.
Ia menilai Kabupaten Kudus memiliki potensi UMKM yang kuat, khususnya di sektor kuliner, perdagangan, kerajinan tangan, dan pengolahan. Melalui Program Kota Masa Depan, ratusan pelaku UMKM lokal mengikuti rangkaian pendampingan dan penguatan kapasitas usaha.
Program akselerasi digital tersebut juga menjadi bagian dari komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan mitra ekonomi kreatif di daerah agar semakin berdaya saing di era digital.
Selain itu, program Kota Masa Depan juga menghadirkan pengenalan pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) bagi pelaku UMKM. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen grab dalam memperluas adopsi teknologi AI yang relevan dan aplikatif bagi pelaku usaha di berbagai daerah.
Sebelumnya, grab telah memberdayakan lebih dari 1.100 UMKM perempuan di 13 kota dengan dukungan teknologi berbasis AI melalui Serabi (Sekumpulan Perempuan Bisa) sebagai komunitas pengusaha UMKM perempuan yang menjadi mitra merchant grab.
Chief Executive Officer, Grab Indonesia Neneng Goenadi menegaskan Grab Indonesia dan OVO berkomitmen untuk terus menjadi mitra pertumbuhan bagi UMKM di berbagai daerah melalui percepatan inklusi digital dan keuangan.
"Di Kudus, kami melihat potensi yang kuat, baik dari sektor industri padat karya maupun kuliner lokal. Dengan dukungan teknologi, pelatihan, serta koneksi ke ekosistem Grab, kami percaya UMKM Kudus dapat memperluas pasar, meningkatkan daya saing, dan berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.
Melalui program Kota Masa Depan ini, kata dia, pelaku UMKM memperoleh beragam bentuk pendampingan, mulai dari pengurusan sertifikasi halal, pelatihan digital secara online, hingga sesi peningkatan kapasitas dan berbagi praktik terbaik yang dilakukan secara tatap muka. Inisiatif tersebut diharapkan dapat membantu UMKM di Kudus meningkatkan daya saing.
Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton menyampaikan Kudus memiliki potensi yang besar, tapi di sisi lain tantangan yang dihadapi juga semakin kompleks. Seperti masih banyak mitra UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital untuk aktivitas operasionalnya.
Menurut dia digitalisasi merupakan kunci untuk bisa bersaing di era sekarang. Dengan adanya program Kota Masa Depan dari Grab, pihaknya merasa terbantu untuk mewujudkan UMKM Kudus terdigitalisasi, agar dapat meningkatkan daya saing, memperluas akses pasar, dan menciptakan peluang kerja baru.
Melalui Kota Masa Depan, Grab mendukung upaya pemerintah yang telah membina 57 juta UMKM agar dapat naik kelas dan berdaya saing. Saat ini, sebanyak 25 juta mitra UMKM di Indonesia telah bergabung dalam ekosistem digital.
Baca juga: Mahasiswa PTI UMS terapkan desain grafis untuk UMKM, dorong pembelajaran berdampak