Batang (ANTARA) - PT Bhimasena Power Indonesia selaku pemilik dan pengelola pembangkit listrik tenaga uap Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meraih Sertifikat Predikat Hijau pada ajang forum dan apresiasi dalam penerapan keselamatan ketenagalistrikan 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Chief Technical Officer PT Bhimasena Power Indonesia Masaru Yokobori, Jumat, menyampaikan apresiasi atas capaian ini karena hal ini akan menjadi dorongan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan standar keselamatan di seluruh lini operasional PLTU Batang.
"Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh ksatria Bhimasena dan mitra kerja kami dalam menjaga keselamatan dan keandalan operasional. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat budaya keselamatan sebagai pondasi operasional yang berkelanjutan dan bertanggung jawab," katanya.
Menurut dia, keselamatan kerja, perlindungan lingkungan, dan keandalan pasokan listrik adalah prioritas utama dalam mendukung sistem ketenagalistrikan nasional.
"Oleh karena itu, ke depan perusahaan akan terus meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan memperkuat sistem monitoring keselamatan yang mendukung operasi pembangkit yang lebih efisien," katanya.
Predikat Hijau ini diberikan atas konsistensi dan peningkatan kinerja BPI dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) di PLTU Batang, Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung pada Jum’at, 31 Oktober 2025 di Jakarta ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada badan usaha pemilik dan pengelola instalasi tenaga listrik yang telah menunjukkan kinerja serta inovasi terbaik dalam menerapkan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
Pencapaian ini menjadi langkah kemajuan signifikan setelah pada tahun sebelumnya PLTU Batang memperoleh Predikat Biru dalam penilaian yang sama. Kenaikan predikat ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam memperkuat budaya keselamatan dan memastikan keandalan operasi pembangkit tenaga listrik secara berkelanjutan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Tri Winarno menyampaikan keselamatan ketenagalistrikan merupakan fondasi utama dalam menjaga keandalan pasokan listrik nasional sekaligus mendukung percepatan transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
"Keselamatan ketenagalistrikan bukan sekadar pemenuhan kewajiban, tetapi harus menjadi budaya (safety culture) yang terus ditingkatkan di seluruh sektor ketenagalistrikan. Kami juga berharap penerapan keselamatan ketenagalistrikan menjadi bagian tak terpisahkan dari transformasi sektor ketenagalistrikan yang lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan," katanya.