Solo (ANTARA) - Paguyuban usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo khususnya dari kelompok kafe dan restoran meminta kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk dilibatkan pada proyek Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ketua UMKM Solo Iman Buhairi di Solo, Jawa Tengah, Senin mengatakan dengan dilibatkannya para pelaku UMKM diharapkan kasus keracunan atau makanan yang terkontaminasi kuman seperti ulat dapat diminimalisasi. 

Ia mengatakan secara teknis nantinya setiap pelaku UMKM diberi jatah untuk membuat 200 porsi makanan setiap hari. Dengan demikian, proses memasak dapat dilakukan pada hari yang sama dengan penyajian. 

“Kenapa ada keracunan, kenapa ada belatung, ya karena posisi satu dapur 3.000 porsi. Itu masaknya mulai jam 11 malam, dikonsumsi sampai jam 11 siang. Durasi panjang itu yang mungkin bisa menimbulkan bakteri kemudian masuk ke dalam makanan. Baik itu sayur, lauk, atau mungkin sejenisnya. Akhirnya terjadi keracunan,” katanya.

Ia mengatakan sampai dengan saat ini ada sebanyak 35 pelaku UMKM yang terdiri atas kafe, resto dan kantin siap dilibatkan dalam program MBG.

Terkait hal itu, pihaknya berencana mengirimkan surat ke Menteri Keuangan dan BGN agar usul tersebut dapat difasilitasi. 

Pada kesempatan yang sama, Pembina UMKM Solo Raya Bambang Setiaji mengatakan salah satu usulannya agar dilakukan pengurangan kapasitas memasak, yakni dari 3.000 porsi/hari menjadi 200 porsi/hari.

“Supaya kafe, restoran, kantin juga bisa berpartisipasi,” katanya. 

Selain kualitas makanan lebih baik, menurut dia cara ini sekaligus menumbuhkan perekonomian lokal. 

“Sejak COVID-19 omzet kafe-kafe seperti ini kan belum kembali normal. Oleh karena itu, kami mengusulkan ini melalui surat yang akan kami kirim ke Menteri Keuangan dan BGN,” katanya.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2025