Purwokerto (ANTARA) - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyumas, Jawa Tengah, bersama perwakilan dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah itu menggelar Deklarasi Damai dan Doa Bersama Lintas Agama untuk menolak anarkisme demi tercipta suasana kondusif wilayah setempat.
Saat memberi sambutan dalam Deklarasi Damai dan Doa Bersama Lintas Agama di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Banyumas, Rabu sore, Komandan Komando Resor Militer 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Lukman Hakim mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas wilayah.
"Mari kita jaga, jangan sampai timbul lagi kerusuhan yang nantinya akan merugikan bapak-ibu sendiri," katanya.
Ia menilai wajar jika ada perbedaan pendapat, namun semua itu bisa dimusyawarahkan, bukan dengan melakukan tindakan-tindakan anarkis.
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan Deklarasi Damai dan Doa Bersama Lintas Agama menjadi momentum penting memperkuat komitmen persatuan dan kerukunan.
"Kita memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, agar senantiasa melindungi Banyumas dan bangsa Indonesia, memberikan keselamatan serta kedamaian bagi seluruh masyarakat," katanya.
Baca juga: UMK gelar aksi damai doa bersama untuk jaga marwah demokrasi
Dalam kesempatan itu, dia menekankan pentingnya menolak segala bentuk anarkisme, menjaga kedamaian, serta mengedepankan jalan dialog dan musyawarah.
"Demokrasi tidak berarti bebas sebebas-bebasnya. Menyampaikan pendapat adalah hak, tetapi menjaga ketertiban adalah kewajiban. Keduanya harus berjalan beriringan agar masyarakat tetap aman, tertib, dan damai," katanya.
Ia menyampaikan keprihatinannya atas berbagai peristiwa yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air, termasuk kerusakan fasilitas dan jatuhnya korban jiwa akibat aksi anarkis.
Meskipun di Banyumas sempat muncul kericuhan, dia mengatakan situasi dapat segera terkendali berkat kesigapan aparat keamanan, kerja sama pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan seluruh elemen warga.
Terkait dengan hal itu, dia memberikan apresiasi kepada TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, dan seluruh pihak yang telah berperan aktif menjaga Banyumas tetap kondusif.
Kendati demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dan tetap waspada terhadap segala potensi ancaman.
"Banyumas adalah rumah kita bersama. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk menjaganya agar tetap aman, damai, tertib, dan tenteram," katanya menegaskan.
Ditemui usai acara, Bupati mengaku bersyukur dengan adanya deklarasi damai dan doa bersama lintas agama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat Banyumas.
Oleh karena itu, dia yakin Banyumas tetap bisa kondusif karena masyarakat setempat tidak senang dengan demo-demo yang anarkis.
Menurut dia, dukungan masyarakat terhadap situasi damai terlihat dari pernyataan sikap Forum Banyumas Eling yang diikuti 266 ormas untuk menjaga ketenteraman daerah.
Selain itu, kata dia, para pengemudi ojek daring juga tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa yang diwarnai kericuhan pada hari Sabtu (30/8).
"Alhamdulillah aman-aman saja, anak-anak mahasiswa juga terkontrol. Yang kemarin melakukan tindakan anarkis di sejumlah daerah kebanyakan anak-anak di bawah umur, saya juga tidak mengerti kenapa hal ini masif terjadi di seluruh Indonesia," katanya.
Ia mengatakan Purwokerto kerap menjadi barometer stabilitas wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, sehingga keamanan di daerah itu diharapkan berpengaruh positif terhadap situasi di wilayah sekitarnya.
"Kondisi paling parah memang terjadi di Cilacap, tetapi mudah-mudahan segera selesai. Saya imbau masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," katanya menjelaskan.
Bupati mengakui ada yang mengusulkan agar toko-toko ditutup sementara dan diberlakukan pembelajaran secara daring bagi sekolah, namun dia tidak menyetujuinya.
Menurut dia, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa dengan pengawasan dari pihak sekolah dan orang tua.
"Banyumas saya yakin damai, meski tetap harus waspada," katanya menegaskan.
Terkait dengan kerugian akibat perusakan berbagai fasilitas yang dilakukan massa saat aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8), dia memperkirakan nilainya hampir mencapai Rp1 miliar meskipun angka tersebut masih dalam proses finalisasi.
"Pelayanan ASN tetap jalan, walaupun agak tersendat sedikit, tapi tidak ada masalah. Kita mau ngebut untuk recovery (pemulihan) ini," kata Bupati.
Baca juga: Ratusan orang ikuti doa bersama untuk Indonesia di Masjid Kauman Semarang
Baca juga: Gubernur Jateng dan tokoh lintas agama doa bersama
Baca juga: Wali Kota Semarang serukan doa bersama untuk kedamaian