Semarang (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan judi online merupakan permainan yang diatur, dimana terdapat sebuah algoritma yang di-setting untuk membuat pemain merasakan kemenangan, namun pada akhirnya akan kalah juga. 

"Awalnya saya tidak tertarik, tapi teman-teman saya yang main, itu di tahun 2021. Teman-teman saya kalah terus, lalu coba pake perangkat yang belum pernah dipakai bermain, yaitu punya saya,” jelas Deky.  

Deky memberikan testimoni sebagai mantan pemain judi online pada acara Kegiatan Tetap Anti Judi Online, salah satu bentuk kampanye yang diinisiasi oleh Kemenkominfo untuk mengajak masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menumbuhkan kesadaran akan bahaya judi online. Kegiatan dilaksanakan pada gelaran Car Free Day di lima kota yang ada di Indonesia, seperti kali ini di Car Free Day Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Minggu (22/09/2024).

Deky mengakui skema permainan judi online manipulatif. Menurut kesaksiannya, skema permainan yang dijalankan oleh judi online itu manipulatif dan mencurigakan. Ia menceritakan perangkat yang belum pernah dipakai akan dikasih kemenangan. Pada saat itu, permainannya bisa diakses melalui link, sedangkan sekarang sudah ada aplikasinya, dan itu membuat semakin berbahaya. 

"Yang harus diwaspadai itu karena semua orang bisa akses, untuk remaja dan orang dewasa. Bahkan, saat ini transaksinya bisa pake e-wallet," katanya.

Pada saat terjerembap pada lingkaran tersebut, Deky akhirnya bangkit berkat dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

"Peran orangtua itu mengawasi, meneliti apa yang diakses oleh anaknya di handphone, kemudian bisa googling untuk mencari tahu apakah hal tersebut bahaya atau tidak," kata Deky. 

Ketua Sobat Cyber Indonesia Miqdad Nizam Fahmi menjelaskan hasil statistik mencatat player pasti rungkad dan pengakuan dari pernah bermain, mengatakan selalu rugi. Hal itu disebabkan karena ada algoritma.

Ia menegaskan judi online tidak akan membuat kaya, karena jika berbicara dari sudut pandang cyber security, dengan bermain judi online justru akan membuat para pemainnya rugi, baik secara finansial maupun karena adanya kebocoran data. 

Zat endorphin pada permainan judi online, kata dia, ada kesenangan di atas kenyataan yang jika tidak terpenuhi akan terus memberontak. Oleh sebab itu, peranan lingkungan menjadi hal yang penting. 

"Ada dua hal yang memengaruhi orang bermain game online yaitu internal dan eksternal. Dari internal, apa yang dia scroll tiap hari akan memengaruhi, sedangkan dari eksternal itu salah satunya lingkungan, para ibu harus melihat sekitarnya. Harus dipastikan bahwa temannya harus baik/positif. Jika tingkah lakunya negatif, perlu ditelusuri," kata Miqdad. 

Psikolog Klinis Alvina menjelaskan mengenai kecanduan dari sudut pandang psikologis. Bahwasanya, kecanduan adalah ketika seseorang tidak memiliki kesadaran dirinya bermasalah. 

"Lingkungan (utamanya orangtua) harus tahu kegiatan sehari-harinya seperti apa, bermain apa, game kah? Atau sampai judi online kah? Itu harus diawasi dan di-detox," jelas Alvina. 

Untuk masalah kecanduan, solusi bagi orang dewasa maupun anak-anak itu sama, yaitu dengan dilakukan detox, dalam konteks judi online, harus sampai memutus jaringan internet atau mengontrol m-bankingnya. 

"Orang tua berperan sebagai support system, baiknya ada keterbukaan walau sudah dewasa, kita harus lihat jika ada yang salah, harus bisa ambil alih keadaan,” lanjutnya. 

Menurut Alvina, selain dukungan lingkungan, faktor internal juga menjadi penting karena adanya irrational believe seperti saat ini, contohnya ada kemudahan akses ke pinjaman online. 
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024