Temanggung (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Joko Budi Nuryanto mengatakan, pada musim tanam tahun 2024 Kabupaten Temanggung menanam tembakau pada lahan seluas 14.087 hektare.
"Produktivitas tahun ini diperkirakan mencapai 0,67 ton per hektare, jadi akan menghasilkan 9.438 ton tembakau untuk wilayah Kabupaten Temanggung," katanya di Temanggung, Rabu.
Luas tanaman tembakau pada musim tanam tahun ini hampir sama dengan luas tanaman tahun lalu.
Ia berharap tembakau tahun ini bisa laku mahal sesuai dengan kondisi tanaman, mudah-mudahan cuaca bisa mendukung pada masa panen tahun ini.
Menurut dia, tahun ini pertama kali dinas melakukan introduksi varietas kemloko 7 dan kemloko 8, tetapi lebih banyak digunakan kesiapan benih untuk tahun depan.
"Kami baru memproduksi benihnya, kalau percobaan sudah dilakukan. Jadi setiap kali kita mau mengeluarkan varietas itu minimal setahun harus menanam di tiga tempat selama 3 tahun sebelum nanti disebarluaskan ke petani," katanya.
Ia menuturkan, kemloko 7 dan kemloko 8 ini pembandingnya kemloko 4, kemloko 5 dan kemloko 6.
"Namanya varietas itu kalau sudah dikeluarkan lebih baik dari varietas sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan pembangding itu dari segi produksi dan dari segi ketahanan penyakit.
"Jadi penyempurnaan kemloko 4, kemloko 5, dan kemloko 6 kita tambahi lebih tahan penyakit lincat, jamur pitu, lier sama produksi , tapi kemudian semuanya juga kembali ke kondisi tanah yang ditanami," katanya.
Baca juga: Petani Kledung gelar Ruwat Rigen, jelang panen tembakau
"Produktivitas tahun ini diperkirakan mencapai 0,67 ton per hektare, jadi akan menghasilkan 9.438 ton tembakau untuk wilayah Kabupaten Temanggung," katanya di Temanggung, Rabu.
Luas tanaman tembakau pada musim tanam tahun ini hampir sama dengan luas tanaman tahun lalu.
Ia berharap tembakau tahun ini bisa laku mahal sesuai dengan kondisi tanaman, mudah-mudahan cuaca bisa mendukung pada masa panen tahun ini.
Menurut dia, tahun ini pertama kali dinas melakukan introduksi varietas kemloko 7 dan kemloko 8, tetapi lebih banyak digunakan kesiapan benih untuk tahun depan.
"Kami baru memproduksi benihnya, kalau percobaan sudah dilakukan. Jadi setiap kali kita mau mengeluarkan varietas itu minimal setahun harus menanam di tiga tempat selama 3 tahun sebelum nanti disebarluaskan ke petani," katanya.
Ia menuturkan, kemloko 7 dan kemloko 8 ini pembandingnya kemloko 4, kemloko 5 dan kemloko 6.
"Namanya varietas itu kalau sudah dikeluarkan lebih baik dari varietas sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan pembangding itu dari segi produksi dan dari segi ketahanan penyakit.
"Jadi penyempurnaan kemloko 4, kemloko 5, dan kemloko 6 kita tambahi lebih tahan penyakit lincat, jamur pitu, lier sama produksi , tapi kemudian semuanya juga kembali ke kondisi tanah yang ditanami," katanya.
Baca juga: Petani Kledung gelar Ruwat Rigen, jelang panen tembakau