Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menggelar lomba tempat pemungutan suara (TPS) unik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum 2024.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, mengatakan bahwa masing-masing TPS akan dinilai sesuai dengan kreativitas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
"Ada lombanya. Bisa TPS terbaik atau TPS terunik, agar partisipasinya banyak, dapat apresiasi," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, lomba tersebut juga sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bahwa masyarakat harus menggunakan hak suara atau hak pilihnya pada pemilu.
Dalam arahan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana berharap partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mencapai angka 80 persen.
"Kalau pemilihan presiden di Kota Semarang pada 2019 bisa sampai 70 persen lebih, hampir mendekati angka 80 persen," katanya.
Melihat pengalaman pemilu sebelumnya, ia optimistis harapan pemerintah mengenai tingkat partisipasi pemilih bisa tercapai pada pemilu tahun ini.
Ia mengatakan kreativitas sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar berbondong-bondong ke bilik suara, misalnya mendesain TPS dengan konsep yang unik.
Ita mencontohkan ketika Pemilu 2019 terdapat satu di antara TPS di Kota Semarang yang mengangkat tema horor, dengan seluruh petugas KPPS mengenakan pakaian yang identik dengan hantu.
"Waktu Pilpres 2019, di TPS Bergota panitianya pakai kostum hantu-hantu. Monggo di setiap TPS bisa lakukan," katanya.
Orang nomor satu di Kota Semarang itu membebaskan kreativitas masing-masing KPPS dalam mengkreasi TPS-nya untuk menarik pemilih agar menggunakan hak pilihnya dan memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan.
"Karena untuk menentukan pemimpin, masyarakat punya hak pilih. Maka bagaimana caranya partisipasi masyarakat harus lebih dari tahun lalu," ujarnya.
Pada penyelenggaraan lomba tersebut, Pemkot menggandeng Forum Wartawan Kota (Forwakot) Semarang dalam penilaian dan publikasi TPS unik.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, mengatakan bahwa masing-masing TPS akan dinilai sesuai dengan kreativitas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
"Ada lombanya. Bisa TPS terbaik atau TPS terunik, agar partisipasinya banyak, dapat apresiasi," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Menurut dia, lomba tersebut juga sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bahwa masyarakat harus menggunakan hak suara atau hak pilihnya pada pemilu.
Dalam arahan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana berharap partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mencapai angka 80 persen.
"Kalau pemilihan presiden di Kota Semarang pada 2019 bisa sampai 70 persen lebih, hampir mendekati angka 80 persen," katanya.
Melihat pengalaman pemilu sebelumnya, ia optimistis harapan pemerintah mengenai tingkat partisipasi pemilih bisa tercapai pada pemilu tahun ini.
Ia mengatakan kreativitas sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar berbondong-bondong ke bilik suara, misalnya mendesain TPS dengan konsep yang unik.
Ita mencontohkan ketika Pemilu 2019 terdapat satu di antara TPS di Kota Semarang yang mengangkat tema horor, dengan seluruh petugas KPPS mengenakan pakaian yang identik dengan hantu.
"Waktu Pilpres 2019, di TPS Bergota panitianya pakai kostum hantu-hantu. Monggo di setiap TPS bisa lakukan," katanya.
Orang nomor satu di Kota Semarang itu membebaskan kreativitas masing-masing KPPS dalam mengkreasi TPS-nya untuk menarik pemilih agar menggunakan hak pilihnya dan memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan.
"Karena untuk menentukan pemimpin, masyarakat punya hak pilih. Maka bagaimana caranya partisipasi masyarakat harus lebih dari tahun lalu," ujarnya.
Pada penyelenggaraan lomba tersebut, Pemkot menggandeng Forum Wartawan Kota (Forwakot) Semarang dalam penilaian dan publikasi TPS unik.