Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam (MPPA) Carya Bhuana Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memperkenalkan metode pertanian modern berupa hidroponik Deep Flow Technique (DFT) dan Aquaponik kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni Indah di Desa Papringan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Pengenalan metode pertanian modern tersebut dilakukan setelah Tim PPK Ormawa Carya Bhuana mendampingi KWT Seruni Indah dalam pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk organik dan memanfaatkan untuk budi daya sayuran dan buah.

Dalam sistem hidroponik DFT dan aquaponik tersebut dilakukan pemanfaatan ikan lele sebagai bagian dari sistem pertanian yang terintegrasi.

Program tersebut merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di Desa Papringan dan memberdayakan KWT Seruni Indah dalam mengelola lahan marginal yang sebelumnya sulit untuk dijadikan lahan produktif. 

"Kami ingin menghadirkan teknologi modern dalam pertanian ke Desa Papringan. Dengan metode hidroponik DFT dan Aquaponik, kami berharap KWT Seruni Indah dapat menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas dengan efisiensi air yang lebih tinggi, terlebih dengan musim kemarau yang agak panjang saat ini," kata Ketua Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Bambang Raino Zaenab.

Menurut dia, tim beranggotakan Rainy Giftamarini, Gian Jati Mada, Guyup Astuti, Hafif Luqman Hakim, Kevin Zaki Prabowo, Mahendra Alfiqih, Muhammad Arfian Praniza, Muhammad Iqbal, M Syarif Hidayatuloh, Naufal Ihsandifa Lestyaputra, Rani Alja Putri, Rizal Trianto, Salsa Shahra Shahita, dan Saofi Amalia.

Dosen pembimbing, Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. mengharapkan program yang dilaksanakan Tim PPK Ormawa Carya Bhuana dapat memberikan dampak yang positif bagi anggota KWT Seruni Indah.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan limbah tempe jadi lilin aromaterapi atasi hipertensi

Sementara salah seorang anggota Tim PPK Ormawa Carya Bhuana, Rainy Giftamarini menjelaskan kelebihan yang dimiliki sistem hidroponik DFT.

"Kelebihan sistem DFT adalah adanya genangan air. Jadi saat listrik mati, anggota KWT tidak perlu khawatir tanaman akan layu karena tidak mendapat air nutrisi," jelasnya.

Terkait dengan aquaponik, dia mengatakan hal itu merupakan metode yang menggabungkan budi daya ikan dengan pertanian hidroponik, di mana air yang digunakan untuk budi daya ikan mengandung nutrisi dari kotoran ikan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan menciptakan siklus yang berkelanjutan. 

Anggota tim lainnya, Mahendra Alfiqih mengharapkan program pertanian modern tersebut akan memberikan dampak positif bagi anggota KWT Seruni Indah.

"Semoga hasil kegiatan pertanian terintegrasi ini bisa memberikan sumber pangan sehat bagi keluarga dan meningkatkan perekonomian KWT. Kami berkomitmen untuk terus mendukung mereka dalam mengembangkan pertanian modern ini," ungkapnya.

Ketua KWT Seruni Indah Nani mengatakan pihaknya sangat antusias menerima pendampingan ini. "Kami sangat senang dengan pengenalan teknologi hidroponik dan aquaponik ini. Awalnya kami kira susah melakukan budi daya hidroponik, setelah didampingi adik-adik dari Unsoed ternyata cukup mudah," tegasnya.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed bikin detergen cair dari surfaktan biji ketapang-ekstrak daun pala
Baca juga: Tim PPK Ormawa UKT Unsoed dampingi pengolahan produk makanan berbahan kopi dan kapulaga

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024