Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memanfaatkan limbah tempe dan ekstrak marjoram untuk dijadikan lilin aromaterapi guna mengatasi hipertensi.

Tim PKM-K di bawah bimbingan dosen Program Studi Kimia Dr. Santi Nur Handayani, S.Si., M.Si. itu terdiri atas Diffa Erza Eko Farandina, Ghinatanitha Haqqu Haryadinaru, dan Khanifah dari Prodi Kimia angkatan 2020, serta Putri Maharani dari Prodi Fisika angkatan 2021. 

Salah seorang anggota Tim PMK-K, Diffa Erza Eko Farandina mengatakan Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki sentra industri tempe.

Selain itu, kata dia, industri tempe tersebut biasanya bertitik di tengah pemukiman masyarakat sehingga menimbulkan keresahan. 

Menurut dia, kondisi industri rumah tangga tersebut masih dikatakan tradisional dan tidak memiliki pengelolaan limbah. 

"Industri tempe tersebut mengalirkan limbah hasil produksinya langsung ke sungai atau badan tanah area pemukiman, sehingga mengganggu lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk mengurangi pencemaran tersebut," ungkapnya.
 
Di sisi lain, kata dia, potensi tanaman marjoram sebagai tanaman herbal belum termanfaatkan dengan baik. 

Baca juga: Mahasiswa Unsoed bikin detergen cair dari surfaktan biji ketapang-ekstrak daun pala

Menurut dia, sifat marjoram dapat dijadikan sebagai obat penenang yang membantu memulihkan sirkulasi darah serta dapat memodulasi saraf otonom untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

"Di Indonesia, prevelensi penderita menurut Kementerian Kesehatan terdapat sekitar 31,7 persen penderita hipertensi. Melihat permasalahan mengenai banyaknya limbah tempe yang tidak dimanfaatkan serta tingginya kasus hipertensi di Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Tim PKM-K Unsoed tahun 2023 tersebut menciptakan inovasi baru dalam pemanfaatan limbah tempe yang dimodifikasi dengan tanaman marjoram, sehingga menghasilkan lilin aromaterapi yang diberi nama Lamiaceae Candle. 

Menurut dia, nama tersebut diambil dari nama latin marjoram yang mempunyai banyak manfaat. 

"Aromaterapi merupakan cara merawat tubuh dan menyembuhkan penyakit dengan bantuan atsiri. Wewangian yang dihasilkan dengan cara ini memberikan kenyamanan atau meningkatkan kesehatan orang yang menghirupnya," ungkapnya,

Diffa mengatakan inovasi tersebut tentunya dapat memberikan alternatif pemanfaatan limbah tempe yang melimpah dan juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat serta menjadi salah satu peluang usaha yang dapat dikembangkan untuk menyejahterakan perekonomian masyarakat.

Dengan demikian, kata dia, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran yang terjadi dengan adanya usaha baru tersebut.

Baca juga: Tim PPK Ormawa UKT Unsoed dampingi pengolahan produk makanan berbahan kopi dan kapulaga
Baca juga: Atasi permasalahan limbah jagung, mahasiswa Unsoed eksplorasi bakteri pendegradasi selulosa

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024