Purbalingga (ANTARA) - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menggelar Kelas Muntang PEKA (Muntang Peduli Keluarga) untuk para kader posyandu di Desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Kegiatan yang digelar di Balai Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Senin (4/8), bertujuan meningkatkan kapasitas kader posyandu dalam edukasi pola asuh dan pencegahan stunting. Desa Muntang tercatat memiliki 12 kasus stunting, yang sebagian besar dipicu kurangnya pemahaman mengenai gizi seimbang dan pola asuh anak.
Ketua PPK Ormawa UKMPR Dzaki Zain menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk membekali kader dengan prinsip pola asuh positif, strategi 5S (surveillance, support, stimulation, structure, sustenance), faktor-faktor yang memengaruhi pola asuh, serta tanda-tanda red flags perkembangan anak.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Muntang Arif Budiarto SPt menekankan pentingnya penguatan peran orang tua. "Mengangkat tema pola asuh itu penting karena itu pekerjaan kita sebagai orang tua, dan di dunia ini tidak ada sekolah untuk orang tua. Orang tua belajar dari pengalaman,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar pendidikan usia dini lebih menekankan bermain dan pembentukan karakter ketimbang kemampuan calistung, serta mengurangi ketergantungan pada gawai.
Baca juga: Mengenal penyakit kelenjar gondok yang banyak di masyarakat
Materi disampaikan oleh psikolog dari Biro Psikologi Terapan Sakura Purwokerto Kurniasih Dwi Purwanti SPsi MPsi yang memaparkan bahwa pola asuh positif mencakup responsif terhadap kebutuhan anak dan pengawasan yang membentuk kepatuhan positif. Ia juga menguraikan cara mendeteksi dan mengatasi hambatan tumbuh kembang, termasuk dampak pola makan tinggi gula terhadap hiperaktivitas anak.
Menjawab pertanyaan peserta mengenai cara memberikan masukan kepada orang tua, Kurniasih menegaskan bahwa kader harus tetap menyampaikan hal yang benar demi kebaikan anak, meskipun terasa pahit.
"Banyak balita bermasalah karena orang tua tidak hadir secara esensi. Kuantitas dan kualitas kebersamaan di setiap kegiatan anak itu sedikit; walaupun ada di sampingnya, tapi tidak hadir,” ujarnya.
Kegiatan diakhiri dengan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta, penyerahan sertifikat kepada pemateri, dan sesi foto bersama. Dengan bekal dari Kelas Muntang PEKA, diharapkan kader posyandu dapat mengoptimalkan pendampingan keluarga guna menekan angka stunting di Desa Muntang.
Baca juga: Pakar Unsoed: Tujuan pengibaran bendera selain Merah Putih harus jelas
Baca juga: Warek III Unsoed terima penghargaan Tokoh Pamomong Jawa Tengah
Baca juga: Pakar hukum Unsoed harapkan RUU KUHAP perkuat sistem peradilan dan HAM

