Kudus (ANTARA) - Wakil Ketua Umum II PSSI Ratu Tisha Destria menyatakan bahwa PSSI terus membangun sepak bola putri melalui sinergi dengan berbagai pihak.
"Kami sangat senang dan berterima kasih terhadap berbagai pihak yang bersedia menggelar turnamen sepak bola putri. Jangan bosen bersinergi dengan PSSI," ujarnya ditemui usai peresmian stadion sekaligus menyaksikan laga final turnamen sepak bola putri 2023 di Stadion Supersoccer Arena Rendeng Kudus, Minggu.
Ia mengakui pembinaan sepak bola putri memang belum menyeluruh karena baru ada di beberapa provinsi.
Sementara untuk jenjang pembinaannya, kata dia, juga harus dibenahi, mulai dari setiap kompetisinya hingga setiap ekosistem antara klub dan sekolah.
Adanya inisiatif swasta membangun ekosistem sepak bola putri, kata dia, sangat disambut dengan baik karena nantinya akan ada pembenahan yang dimulai dari sinergi dengan sekolah. Sehingga level bawah ini bisa mencakup area yang jauh lebih besar, dengan satu tujuan mengenalkan sepak bola kepada putri.
"Hal terpenting, membuat mereka senang bermain sepak bola. Setelah itu barulah tugas selanjutnya menjaga kelangsungan ekosistemnya," ujarnya.
Menurut dia hal ini merupakan satu sistem yang harus dipromosikan bersama-sama untuk membiasakan kaum hawa memiliki kepercayaan diri yang baik dan mereka percaya diri bermain dengan laki-laki, meskipun nantinya di usia tertentu harus berpisah.
Dalam beberapa pembicaraan, kata Tisha, bahwa ekosistem pemain sepak bola putri tidak akan tumbuh ketika tidak ada ekosistem pelatih yang baik dan ekosistem wasit yang baik.
"Hal itu pun harus menjadi salah satu terintegrasi, bahwa pelatih, wasit, dan pemain harus berkembang di bawah," ujarnya.
Baca juga: SD 2 Rendeng Kudus juara turnamen sepak bola U-12 putri 2023
"Kami sangat senang dan berterima kasih terhadap berbagai pihak yang bersedia menggelar turnamen sepak bola putri. Jangan bosen bersinergi dengan PSSI," ujarnya ditemui usai peresmian stadion sekaligus menyaksikan laga final turnamen sepak bola putri 2023 di Stadion Supersoccer Arena Rendeng Kudus, Minggu.
Ia mengakui pembinaan sepak bola putri memang belum menyeluruh karena baru ada di beberapa provinsi.
Sementara untuk jenjang pembinaannya, kata dia, juga harus dibenahi, mulai dari setiap kompetisinya hingga setiap ekosistem antara klub dan sekolah.
Adanya inisiatif swasta membangun ekosistem sepak bola putri, kata dia, sangat disambut dengan baik karena nantinya akan ada pembenahan yang dimulai dari sinergi dengan sekolah. Sehingga level bawah ini bisa mencakup area yang jauh lebih besar, dengan satu tujuan mengenalkan sepak bola kepada putri.
"Hal terpenting, membuat mereka senang bermain sepak bola. Setelah itu barulah tugas selanjutnya menjaga kelangsungan ekosistemnya," ujarnya.
Menurut dia hal ini merupakan satu sistem yang harus dipromosikan bersama-sama untuk membiasakan kaum hawa memiliki kepercayaan diri yang baik dan mereka percaya diri bermain dengan laki-laki, meskipun nantinya di usia tertentu harus berpisah.
Dalam beberapa pembicaraan, kata Tisha, bahwa ekosistem pemain sepak bola putri tidak akan tumbuh ketika tidak ada ekosistem pelatih yang baik dan ekosistem wasit yang baik.
"Hal itu pun harus menjadi salah satu terintegrasi, bahwa pelatih, wasit, dan pemain harus berkembang di bawah," ujarnya.
Baca juga: SD 2 Rendeng Kudus juara turnamen sepak bola U-12 putri 2023