Solo (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kenaikan aset perbankan di Solo Raya, Jawa Tengah, pada bulan Juni tahun 2023 dibandingkan bulan yang sama tahun 2022.
 
Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Senin, mengatakan terjadi kenaikan aset perbankan secara year on year (yoy) atau tahunan sebesar 2,79 persen, yakni dari Rp110,916 triliun menjadi Rp114 triliun.
 
"Aset perbankan ini mengalami pertumbuhan relatif kecil," katanya.
 
Selanjutnya, untuk kredit perbankan pada periode yang sama tumbuh sebesar 4,31 persen, yakni dari Rp100,54 triliun pada Juni tahun 2022 menjadi Rp104,87 triliun pada bulan yang sama tahun 2023 ini.
 
Meski demikian, untuk dana pihak ketiga mengalami penurunan sebesar 0,95 persen, yakni dari Rp91,50 triliun menjadi Rp90,63 triliun.
 
Sementara itu, untuk aset BPR dan BPRS pada Juni tahun ini mengalami kenaikan secara yoy sebesar 10,49 persen, yakni dari Rp10,35 triliun menjadi Rp11,43 triliun.
 
 
Selanjutnya, untuk kredit mengalami kenaikan sebesar 12,48 persen, yakni dari Rp7,7 triliun pada Juni tahun lalu menjadi Rp8,7 triliun. Berbeda dengan perbankan, untuk DPK BPR dan BPRS mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,87 persen.
 
"Yakni dari Rp7,87 triliun pada Juni tahun lalu menjadi Rp8,73 triliun pada bulan yang sama tahun ini," katanya.
 
Terkait dengan NPL atau kredit bermasalah pada BPR dan BPRS, secara persentase jauh di atas perbankan. Meski demikian, dari sisi nominal untuk BPR dan BPRS lebih rendah dibandingkan dengan perbankan.
 
Jika perbankan mencapai 8,47 persen atau Rp8,88 triliun untuk BPR dan BPRS sebesar 37,83 persen atau Rp651 juta.

Solo Raya meliputi Kota Surakarta dan daerah penyangga seperti Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Kawasan ini sering disebut juga sebagai eks-Karesidenan Surakarta.
 
  Baca juga: BPR di Solo Raya catat pertumbuhan positif

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024