Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Dr. Ir. Suwarto, MS meminta apoteker yang baru lulus dari Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Unsoed untuk selalu menjunjung profesionalisme dalam bekerja.
"Profesionalisme adalah sebuah terminologi yang mengandung tanggung jawab tersendiri di dalamnya. Ada komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam menunjukkan kapasitas yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan moral," katanya dalam acara Pengambilan Sumpah Apoteker Angkatan IX, Program Pendidikan Profesi Apoteker (PPPA) Jurusan Farmasi Fikes Unsoed yang digelar secara daring dan luring di Aula Lantai 2 Dekanat Fikes Unsoed, Selasa (5/4).
Ia mengatakan layanan kefarmasian yang diberikan apoteker hakikatnya adalah memraktikkan kompetensi yang dimiliki dengan berpegang pada nilai-nilai etika dan kemanusiaan.
Menurut dia, amanah yang diberikan justru memantik diri untuk senantiasa mengembangkan diri dengan senantiasa mengikuti perkembangan dinamika dan keilmuan kesehatan pada umumnya, serta khususnya di bidang kefarmasian.
"Hal ini tentunya akan semakin mengasah kualifikasi yang dimiliki dan mengokohkan integritas diri dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Rektor berpesan kepada para apoteker baru agar melakukan tanggung jawab sebagai seorang apoteker yang profesional dengan senantiasa berpegang pada standar kompetensi, kode etik profesi, dan aturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Baca juga: Unsoed dan LPDP lakukan riset pemberdayaan masyarakat di desa
Selain itu, selalu terbuka dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang didapatkan dalam proses bekerja karena merupakan bagian dari memperkaya kecakapan dan kearifan dalam bekerja, serta senantiasa menunjukkan kinerja yang terbaik di mana pun berada sebagai bagian dari rekam jejak dalam karier profesional.
Dalam laporannya, Ketua Program Studi PPPA Farmasi Fikes Unsoed Dr.rer.nat Harwoko M.Sc., Apt, mengatakan jumlah apoteker yang diambil sumpahnya sebanyak 61 mahasiswa terdiri atas 5 laki-laki dan 56 perempuan.
Dari jumlah tersebut, 4 mahasiswa di antaranya lulus dengan predikat "Memuaskan", 17 mahasiswa dengan predikat "Sangat Memuaskan", dan 40 mahasiswa dengan predikat "Dengan Pujian".
"Ke-61 apoteker baru yang akan diambil sumpahnya telah menyelesaikan proses pembelajaran selama di PPPA dan berhasil lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI), baik metode CBT dan OSCE. Mahasiswa PPPA Angkatan IX yang dinyatakan lulus UKAI adalah 94,6 persen," katanya.
Pengambilan sumpah profesi Apoteker dipimpin oleh Ketua Komite Farmasi Nasional Apt.Drs.Bambang Triwara Sp.FRS. Dalam sambutannya, Bambang Triwara mengucapkan selamat dan bangga kepada para apoteker baru yang diambil sumpahnya dan dilantik pada hari Selasa (5/4).
Menurut dia, 61 apoteker baru yang diambil sumpahnya menjadi bagian dari 100 ribuan apoteker di Indonesia. "Apoteker di Indonesia saat ini sudah di atas 100 ribu," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebagai apoteker wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dalam menjalankan praktik.
Pengajuan STRA dilakukan secara daring, dalam upaya percepatan pelayanan penerbitan STRA kepada Apoteker, Komite Farmasi Nasional bersama Sekertariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia telah menggunakan aplikasi penerbitan STRA secara elektronik yang disebut ESTRA melalui aplikasi ktki.kemkes.go.id.
"Aplikasi ESTRA terintegrasi dengan PDDikti," katanya.
Baca juga: Tim Rawa Laut UPL MPA Unsoed gelar simulasi diklat lanjutan
Sementara itu, perwakilan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Apt. M. Iqbal Yulianto, M.H.Kes. mengatakan prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker, merupakan model paling ideal.
Bahkan, merupakan satu-satunya pelantikan dan pengambilan sumpah yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Kesehatan RI yang melibatkan tiga pemangku kepentingan, yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh KFN, IAI sebagai organisasi profesi, dan universitas sebagai wakil institusi pendidikan.
Dalam kesempatan itu, Iqbal menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi apoteker karena hadirnya organisasi profesi IAI itu dimaksudkan untuk mewujudkan apoteker yang ,sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
"IAI saat ini juga sudah mengikuti revolusi teknologi 4.0 dalam memberikan pelayanan bagi anggota melalui aplikasi SIAP. Di mana melalui aplikasi ini apoteker dapat melakukan pendaftaran, cetak kartu anggota, pengajuan rekomendasi, pengajuan resertifikasi, dan lain-lain," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia, dan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaen Banyumas.
Tercatat sebagai lulusan terbaik pada periode ini adalah Apt.Dita Pramesti Javani S.Farm (IPK 3,98), Apt.Ardiyanti Annissa’ Utami Dewi S.Farm (IPK 3,95), dan Apt.Euwis Nurhayati S.Farm (IPK 3,92).
Baca juga: FPIK Unsoed selenggarakan kuliah umum pengelolaan sumber daya perikanan tangkap
Baca juga: Alumni ajak mahasiswa Unsoed untuk aktif dan mengembangkan potensi
"Profesionalisme adalah sebuah terminologi yang mengandung tanggung jawab tersendiri di dalamnya. Ada komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam menunjukkan kapasitas yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan moral," katanya dalam acara Pengambilan Sumpah Apoteker Angkatan IX, Program Pendidikan Profesi Apoteker (PPPA) Jurusan Farmasi Fikes Unsoed yang digelar secara daring dan luring di Aula Lantai 2 Dekanat Fikes Unsoed, Selasa (5/4).
Ia mengatakan layanan kefarmasian yang diberikan apoteker hakikatnya adalah memraktikkan kompetensi yang dimiliki dengan berpegang pada nilai-nilai etika dan kemanusiaan.
Menurut dia, amanah yang diberikan justru memantik diri untuk senantiasa mengembangkan diri dengan senantiasa mengikuti perkembangan dinamika dan keilmuan kesehatan pada umumnya, serta khususnya di bidang kefarmasian.
"Hal ini tentunya akan semakin mengasah kualifikasi yang dimiliki dan mengokohkan integritas diri dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Rektor berpesan kepada para apoteker baru agar melakukan tanggung jawab sebagai seorang apoteker yang profesional dengan senantiasa berpegang pada standar kompetensi, kode etik profesi, dan aturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Baca juga: Unsoed dan LPDP lakukan riset pemberdayaan masyarakat di desa
Selain itu, selalu terbuka dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang didapatkan dalam proses bekerja karena merupakan bagian dari memperkaya kecakapan dan kearifan dalam bekerja, serta senantiasa menunjukkan kinerja yang terbaik di mana pun berada sebagai bagian dari rekam jejak dalam karier profesional.
Dalam laporannya, Ketua Program Studi PPPA Farmasi Fikes Unsoed Dr.rer.nat Harwoko M.Sc., Apt, mengatakan jumlah apoteker yang diambil sumpahnya sebanyak 61 mahasiswa terdiri atas 5 laki-laki dan 56 perempuan.
Dari jumlah tersebut, 4 mahasiswa di antaranya lulus dengan predikat "Memuaskan", 17 mahasiswa dengan predikat "Sangat Memuaskan", dan 40 mahasiswa dengan predikat "Dengan Pujian".
"Ke-61 apoteker baru yang akan diambil sumpahnya telah menyelesaikan proses pembelajaran selama di PPPA dan berhasil lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI), baik metode CBT dan OSCE. Mahasiswa PPPA Angkatan IX yang dinyatakan lulus UKAI adalah 94,6 persen," katanya.
Pengambilan sumpah profesi Apoteker dipimpin oleh Ketua Komite Farmasi Nasional Apt.Drs.Bambang Triwara Sp.FRS. Dalam sambutannya, Bambang Triwara mengucapkan selamat dan bangga kepada para apoteker baru yang diambil sumpahnya dan dilantik pada hari Selasa (5/4).
Menurut dia, 61 apoteker baru yang diambil sumpahnya menjadi bagian dari 100 ribuan apoteker di Indonesia. "Apoteker di Indonesia saat ini sudah di atas 100 ribu," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebagai apoteker wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dalam menjalankan praktik.
Pengajuan STRA dilakukan secara daring, dalam upaya percepatan pelayanan penerbitan STRA kepada Apoteker, Komite Farmasi Nasional bersama Sekertariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia telah menggunakan aplikasi penerbitan STRA secara elektronik yang disebut ESTRA melalui aplikasi ktki.kemkes.go.id.
"Aplikasi ESTRA terintegrasi dengan PDDikti," katanya.
Baca juga: Tim Rawa Laut UPL MPA Unsoed gelar simulasi diklat lanjutan
Sementara itu, perwakilan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Apt. M. Iqbal Yulianto, M.H.Kes. mengatakan prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker, merupakan model paling ideal.
Bahkan, merupakan satu-satunya pelantikan dan pengambilan sumpah yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Kesehatan RI yang melibatkan tiga pemangku kepentingan, yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh KFN, IAI sebagai organisasi profesi, dan universitas sebagai wakil institusi pendidikan.
Dalam kesempatan itu, Iqbal menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi apoteker karena hadirnya organisasi profesi IAI itu dimaksudkan untuk mewujudkan apoteker yang ,sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
"IAI saat ini juga sudah mengikuti revolusi teknologi 4.0 dalam memberikan pelayanan bagi anggota melalui aplikasi SIAP. Di mana melalui aplikasi ini apoteker dapat melakukan pendaftaran, cetak kartu anggota, pengajuan rekomendasi, pengajuan resertifikasi, dan lain-lain," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia, dan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaen Banyumas.
Tercatat sebagai lulusan terbaik pada periode ini adalah Apt.Dita Pramesti Javani S.Farm (IPK 3,98), Apt.Ardiyanti Annissa’ Utami Dewi S.Farm (IPK 3,95), dan Apt.Euwis Nurhayati S.Farm (IPK 3,92).
Baca juga: FPIK Unsoed selenggarakan kuliah umum pengelolaan sumber daya perikanan tangkap
Baca juga: Alumni ajak mahasiswa Unsoed untuk aktif dan mengembangkan potensi