Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melakukan kajian riset untuk pemberdayaan masyarakat di desa.
Tim peneliti yang diketuai Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes.(Epid). serta beranggotakan Dr. Dwita Darmawati, SE, M.Si., Dyah Susanti S.P, M.P., dan dr. Zaenury Sp.KF, M,Si.Med. itu mengusung tema "Desa Tangguh Pandemi COVID-19 Berbasis Petani Seber (Sehat dan Berdaya)".
Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes.(Epid) mengatakan dampak pandemi dirasakan seluruh masyarakat di Indonesia termasuk petani di desa sebagai penghasil bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Menurut dia, pertanian merupakan sektor penopang ketahanan pangan (food security) yang krusial saat terjadinya krisis ekonomi selama masa pandemi.
Tidak hanya sebatas bertahan hidup, juga terkait dengan asupan gizi masyarakat yang berperan meningkatkan imunitas tubuh.
Peningkatan kesehatan dan keberdayaan petani dalam memproduksi bahan pangan dan gizi, utamanya padi sebagai bahan pangan utama masyarakat Indonesia perlu diupayakan.
"Universitas Jenderal Soedirman telah menghasilkan varietas unggul padi dengan kandungan protein dan Zn tinggi yang telah dilepas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia beromor 980/HK.540/C/10/2020 dengan nama Inpago Unsoed Protani yang dirakit melalui persilangan setengah dialel dan telah dikaji stabilitas hasilnya melalui serangkaian uji multilokasi," kata Sarwani.
Baca juga: Tim Rawa Laut UPL MPA Unsoed gelar simulasi diklat lanjutan
Dia mengatakan intervensi teknologi, salah satunya dalam bentuk varietas unggul Inpago Unsoed Protani diharapkan mampu meningkatkan produksi, mendukung kesehatan, dan keberdayaan petani secara ekonomi dalam menjaga ketahanan pangan selama pandemi COVID-19.
Menurut dia, peningkatan resiliensi petani di Desa Linggasari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, sebagai penopang ketahanan nasional dalam menghadapi pandemi melalui penguatan teknologi di bidang pertanian dalam bentuk penggunaan varietas unggul padi fungsional, aspek kesehatan, serta ekonominya perlu dikaji sebagai dasar pengembangan model Desa Tangguh Pandemi COVID-19 Berbasis Petani Sehat dan Berdaya (Seber).
"Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung pengembangan kompetensi lulusan perguruan tinggi melalui implementasi program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), yaitu pembelajaran mahasiswa di masyarakat dan mengembangkan model petani yang sehat dan berdaya di masa pandemi," katanya.
Sarwani mengatakan kegiatan tersebut melibatkan 5 mahasiswa dari berbagai program studi dalam menyelesaikan tugas akhir, sedangkan lokus yang menjadi sasaran kegiatan berada di Desa Linggasari.
Tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan atau pengukuran status kesehatan petani yang meliputi status gizi, Hb, tekanan darah, kolesterol (trigliseril, LDL dan HDL), asam urat, dan gula darah.
"Pemeriksaan kesehatan petani telah dilakukan pada tanggal 30 Maret 2022 dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 100 orang. Kami bekerja sama dengan pihak Prodia dalam melakukan pengambilan sampel darah dan pemeriksaan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku saat pandemi pada petani juga diidentifikasi," katanya.
Selain itu, kata dia, tim peneliti juga menggelar diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) masalah petani dari aspek teknologi pertanian dan budi daya maun dari aspek ekonomi dan manajemen.
Tim peneliti juga melakukan kaji terap produk unggulan varietas Inpago Unsoed serta workshop model desa tangguh pandemi berbasis petani seber.
Baca juga: FPIK Unsoed selenggarakan kuliah umum pengelolaan sumber daya perikanan tangkap
Baca juga: Alumni ajak mahasiswa Unsoed untuk aktif dan mengembangkan potensi
Tim peneliti yang diketuai Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes.(Epid). serta beranggotakan Dr. Dwita Darmawati, SE, M.Si., Dyah Susanti S.P, M.P., dan dr. Zaenury Sp.KF, M,Si.Med. itu mengusung tema "Desa Tangguh Pandemi COVID-19 Berbasis Petani Seber (Sehat dan Berdaya)".
Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes.(Epid) mengatakan dampak pandemi dirasakan seluruh masyarakat di Indonesia termasuk petani di desa sebagai penghasil bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Menurut dia, pertanian merupakan sektor penopang ketahanan pangan (food security) yang krusial saat terjadinya krisis ekonomi selama masa pandemi.
Tidak hanya sebatas bertahan hidup, juga terkait dengan asupan gizi masyarakat yang berperan meningkatkan imunitas tubuh.
Peningkatan kesehatan dan keberdayaan petani dalam memproduksi bahan pangan dan gizi, utamanya padi sebagai bahan pangan utama masyarakat Indonesia perlu diupayakan.
"Universitas Jenderal Soedirman telah menghasilkan varietas unggul padi dengan kandungan protein dan Zn tinggi yang telah dilepas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia beromor 980/HK.540/C/10/2020 dengan nama Inpago Unsoed Protani yang dirakit melalui persilangan setengah dialel dan telah dikaji stabilitas hasilnya melalui serangkaian uji multilokasi," kata Sarwani.
Baca juga: Tim Rawa Laut UPL MPA Unsoed gelar simulasi diklat lanjutan
Dia mengatakan intervensi teknologi, salah satunya dalam bentuk varietas unggul Inpago Unsoed Protani diharapkan mampu meningkatkan produksi, mendukung kesehatan, dan keberdayaan petani secara ekonomi dalam menjaga ketahanan pangan selama pandemi COVID-19.
Menurut dia, peningkatan resiliensi petani di Desa Linggasari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, sebagai penopang ketahanan nasional dalam menghadapi pandemi melalui penguatan teknologi di bidang pertanian dalam bentuk penggunaan varietas unggul padi fungsional, aspek kesehatan, serta ekonominya perlu dikaji sebagai dasar pengembangan model Desa Tangguh Pandemi COVID-19 Berbasis Petani Sehat dan Berdaya (Seber).
"Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung pengembangan kompetensi lulusan perguruan tinggi melalui implementasi program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), yaitu pembelajaran mahasiswa di masyarakat dan mengembangkan model petani yang sehat dan berdaya di masa pandemi," katanya.
Sarwani mengatakan kegiatan tersebut melibatkan 5 mahasiswa dari berbagai program studi dalam menyelesaikan tugas akhir, sedangkan lokus yang menjadi sasaran kegiatan berada di Desa Linggasari.
Tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan atau pengukuran status kesehatan petani yang meliputi status gizi, Hb, tekanan darah, kolesterol (trigliseril, LDL dan HDL), asam urat, dan gula darah.
"Pemeriksaan kesehatan petani telah dilakukan pada tanggal 30 Maret 2022 dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 100 orang. Kami bekerja sama dengan pihak Prodia dalam melakukan pengambilan sampel darah dan pemeriksaan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku saat pandemi pada petani juga diidentifikasi," katanya.
Selain itu, kata dia, tim peneliti juga menggelar diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) masalah petani dari aspek teknologi pertanian dan budi daya maun dari aspek ekonomi dan manajemen.
Tim peneliti juga melakukan kaji terap produk unggulan varietas Inpago Unsoed serta workshop model desa tangguh pandemi berbasis petani seber.
Baca juga: FPIK Unsoed selenggarakan kuliah umum pengelolaan sumber daya perikanan tangkap
Baca juga: Alumni ajak mahasiswa Unsoed untuk aktif dan mengembangkan potensi