Gubernur Jateng berharap apoteker antisipasi perkembangan penyakit
Sukoharjo (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap para apoteker yang tergabung dalam Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) siap melakukan riset berkolaborasi untuk mengantisipasi perkembangan perubahan dunia yang luar biasa soal penyakit.
"Perkembangan medis sangat luar biasa, sehingga menjadi momentum buat apoteker untuk melakukan riset berkolaborasi untuk mengantisipasi perkembangan perubahan dunia yang luar biasa soal penyakit," kata Ganjar Pranowo usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2023 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Hotel Grand Mercure Solo Baru Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Kamis.
Pada Rakernas IAI dan PIT 2023 yang dihadiri sekitar 2.250 peserta dari seluruh Indonesia tersebut, Ganjar mengatakan apoteker menjadi penting untuk menyiapkan antisipasi. Ketika pandemi jangan sampai panik semua, karena tidak mempunyai obat, sehingga banjir impor obat itu.
"Antisipasi-antisipasi ini penting untuk dilakukan, melihat rencana, perkembangan dan menyiapkan kekuatan farmakologi dari dalam negeri, karena Indonesia kaya soal itu," kata Gubernur.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IAI Noffendri Roestam berharap peran apoteker untuk inovasi terkait pembuatan SDM farmasi semakin dalam dukungan dari pemerintah, karena salah satu keinginan pemerintah bisa memproduksi obat sendiri. Artinya, Indonesia fokus untuk ketahanan kefarmasian, sehingga jika ada ancaman pandemi lagi sudah jauh lebih siap.
"Tentu salah satu tulang punggungnya untuk ketahanan farmasi adalah apoteker. Betul apa yang dikatakan gubernur, salah satu tulang punggung kita obat-obat tradisional seperti jamu. Indonesia sudah bisa mengandalkan jamu sebagai salah satu komponen untuk ketahanan kefarmasian dan tidak harus tergabung obat-obat kimia. Indonesia kaya dengan obat alam menjadi poin strategis untuk ketahanan kefarmasian," kata Noffendri.
Menurut dia, tujuan dari kegiatan tersebut untuk mensinergikan, karena apoteker bukan hanya pelayanan saja, tapi mulai dari produksi obat dan pelayanan agar kefarmasian itu mengembangkan inovasi sesuai dengan tuntutan global kesehatan saat ini.
Dia mengatakan Undang Undang No 17 tahun 2023, memungkinkan munculnya organisasi profesi apoteker yang lain, maka IAI tidak akan menghalangi, tetapi harapannya akan saling mendukung dalam upaya kemajuan dunia kefarmasian dan profesi luhur apoteker. Namun, IAI masih menjadi tujuan utama para apoteker dalam beraktivitas dalam upaya memajukan profesi apoteker akan perannya memajukan kesehatan di Tanah Air.
Meskipun IAI bersama sejumlah organisasi profesi lainnya telah melakukan berbagai aksi, baik secara parlementer maupun ekstra parlementer untuk penundaan pembahasan UU Kesehatan Omnibus Law, sebagai organisasi berbadan hukum, IAI siap menyambut tantangan baru dalam mengimplementasikan UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Namun, kata dia, apabila ditemukan klausul yang sekiranya akan mengakibatkan praktik kefarmasian tidak berjalan sebagaimana mestinya, IAI akan menempuh upaya konstitusional untuk perbaikan.
Sebagai bentuk kesiapan IAI, dalam kegiatan ini, Dirjen Farmalkes dan Dirjen Nakes akan membahas dengan tuntas tentang UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang masih menjadi bahan perbincangan di kalangan tenaga kesehatan, khususnya di kalangan apoteker.
"Kedua, Dirjen akan membahas secara jelas dan mendalam, bagaimana implikasi UU itu, terhadap peran apoteker dan praktik kefarmasian yang menjadi sangat penting, mengingat peran dan kewenangan organisasi profesi banyak yang diambil alih oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan," katanya.
Sekjen PP IAI yang juga Ketua Steering Commitee, Lilik Yusuf Indrajaya menambahkan dalam Rakernas nanti diharapkan muncul Peraturan Organisasi (PO) yang memudahkan anggota dalam melakukan kegiatannya, namun juga terus berupaya meningkatkan kapasitas mereka sebagai tenaga kesehatan.
Kegiatan PIT dilaksanakan pada 24-26 Agustus 2023 dengan menggelar 47 simposium, 8 workshop, dan 16 presentasi oral, serta diramaikan pameran dari berbagai lembaga, industri, dan Pemerintahan. Pelaksanaan PIT ini adalah penyelenggaraan pertama secara tatap muka setelah pelaksanaan virtual (2020-2022), karena pembatasan kegiatan selama pandemi COVID-19.
Pada acara tersebut mengangkat tema "Synergizing Global Innovations:Empowering Pharmacy for Sustainable Global Health Solution" sebagai upaya pengembangan peran apoteker dalam meningkatkan kapasitas dan wawasan dalam menjalankan praktik kefarmasian, edukasi kesehatan, pelayanan kepada pasien serta pembangunan kesehatan yang dinamis guna memperkuat ketahanan nasional.
Baca juga: Fakultas Farmasi UMP gelar Sumpah Apoteker Ke-36
"Perkembangan medis sangat luar biasa, sehingga menjadi momentum buat apoteker untuk melakukan riset berkolaborasi untuk mengantisipasi perkembangan perubahan dunia yang luar biasa soal penyakit," kata Ganjar Pranowo usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2023 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Hotel Grand Mercure Solo Baru Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Kamis.
Pada Rakernas IAI dan PIT 2023 yang dihadiri sekitar 2.250 peserta dari seluruh Indonesia tersebut, Ganjar mengatakan apoteker menjadi penting untuk menyiapkan antisipasi. Ketika pandemi jangan sampai panik semua, karena tidak mempunyai obat, sehingga banjir impor obat itu.
"Antisipasi-antisipasi ini penting untuk dilakukan, melihat rencana, perkembangan dan menyiapkan kekuatan farmakologi dari dalam negeri, karena Indonesia kaya soal itu," kata Gubernur.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IAI Noffendri Roestam berharap peran apoteker untuk inovasi terkait pembuatan SDM farmasi semakin dalam dukungan dari pemerintah, karena salah satu keinginan pemerintah bisa memproduksi obat sendiri. Artinya, Indonesia fokus untuk ketahanan kefarmasian, sehingga jika ada ancaman pandemi lagi sudah jauh lebih siap.
"Tentu salah satu tulang punggungnya untuk ketahanan farmasi adalah apoteker. Betul apa yang dikatakan gubernur, salah satu tulang punggung kita obat-obat tradisional seperti jamu. Indonesia sudah bisa mengandalkan jamu sebagai salah satu komponen untuk ketahanan kefarmasian dan tidak harus tergabung obat-obat kimia. Indonesia kaya dengan obat alam menjadi poin strategis untuk ketahanan kefarmasian," kata Noffendri.
Menurut dia, tujuan dari kegiatan tersebut untuk mensinergikan, karena apoteker bukan hanya pelayanan saja, tapi mulai dari produksi obat dan pelayanan agar kefarmasian itu mengembangkan inovasi sesuai dengan tuntutan global kesehatan saat ini.
Dia mengatakan Undang Undang No 17 tahun 2023, memungkinkan munculnya organisasi profesi apoteker yang lain, maka IAI tidak akan menghalangi, tetapi harapannya akan saling mendukung dalam upaya kemajuan dunia kefarmasian dan profesi luhur apoteker. Namun, IAI masih menjadi tujuan utama para apoteker dalam beraktivitas dalam upaya memajukan profesi apoteker akan perannya memajukan kesehatan di Tanah Air.
Meskipun IAI bersama sejumlah organisasi profesi lainnya telah melakukan berbagai aksi, baik secara parlementer maupun ekstra parlementer untuk penundaan pembahasan UU Kesehatan Omnibus Law, sebagai organisasi berbadan hukum, IAI siap menyambut tantangan baru dalam mengimplementasikan UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Namun, kata dia, apabila ditemukan klausul yang sekiranya akan mengakibatkan praktik kefarmasian tidak berjalan sebagaimana mestinya, IAI akan menempuh upaya konstitusional untuk perbaikan.
Sebagai bentuk kesiapan IAI, dalam kegiatan ini, Dirjen Farmalkes dan Dirjen Nakes akan membahas dengan tuntas tentang UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang masih menjadi bahan perbincangan di kalangan tenaga kesehatan, khususnya di kalangan apoteker.
"Kedua, Dirjen akan membahas secara jelas dan mendalam, bagaimana implikasi UU itu, terhadap peran apoteker dan praktik kefarmasian yang menjadi sangat penting, mengingat peran dan kewenangan organisasi profesi banyak yang diambil alih oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan," katanya.
Sekjen PP IAI yang juga Ketua Steering Commitee, Lilik Yusuf Indrajaya menambahkan dalam Rakernas nanti diharapkan muncul Peraturan Organisasi (PO) yang memudahkan anggota dalam melakukan kegiatannya, namun juga terus berupaya meningkatkan kapasitas mereka sebagai tenaga kesehatan.
Kegiatan PIT dilaksanakan pada 24-26 Agustus 2023 dengan menggelar 47 simposium, 8 workshop, dan 16 presentasi oral, serta diramaikan pameran dari berbagai lembaga, industri, dan Pemerintahan. Pelaksanaan PIT ini adalah penyelenggaraan pertama secara tatap muka setelah pelaksanaan virtual (2020-2022), karena pembatasan kegiatan selama pandemi COVID-19.
Pada acara tersebut mengangkat tema "Synergizing Global Innovations:Empowering Pharmacy for Sustainable Global Health Solution" sebagai upaya pengembangan peran apoteker dalam meningkatkan kapasitas dan wawasan dalam menjalankan praktik kefarmasian, edukasi kesehatan, pelayanan kepada pasien serta pembangunan kesehatan yang dinamis guna memperkuat ketahanan nasional.
Baca juga: Fakultas Farmasi UMP gelar Sumpah Apoteker Ke-36