Purwokerto (ANTARA) - Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKiP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dra Eko Sri Israhayu MHum menilai keliru jika masih ada orang yang beranggapan bahwa kegiatan membawa novel hanyalah untuk mengisi waktu luang atau sekadar mencari hiburan.

Saat ditemui di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu, dosen yang biasa disapa mahasiswanya dengan sebutan Bunda Yayuk itu mengatakan membaca novel bukan hanya sebagai pengisi waktu luang daripada bengong. 

"Membaca novel dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Bahkan, membaca novel dapat menjadi sarana belajar berwirausaha," kata dosen pengampu mata kuliah Teori Sastra itu.

Menurut dia, membaca novel justru banyak memberikan manfaat, salah satunya dapat untuk belajar berwirausaha.

Ia mengakui orang belajar berwirausaha umumnya melalui buku bacaan atau mengambil mata kuliah kewirausahaan. 

"Namun ternyata ada pula novel yang dapat memberikan pengetahuan tentang kegiatan berwirausaha, sehingga melalui kegiatan membaca novel dapat diperoleh manfaat tersebut," katanya. 

Yayuk menyebutkan novel berjudul 'Bidadari untuk Dewa' karya Asma Nadia sebagai novel yang cukup menarik untuk dibaca, karena di dalamnya mengandung cerita berkaitan dengan kewirausahaan. 

Kemampuan Asma Nadia yang tak perlu diragukan lagi dalam menulis novel, menjadikan novel dengan tema bisnis itu layak dinyatakan sebagai novel tema bisnis yang sangat inspiratif, serta dapat memberikan inspirasi ide wirausaha bagi pembacanya. 

Tokoh utama bernama Dewa --yang merupakan gambaran tokoh pebisnis muda Dewa Eka Prayoga-- dapat saja menjadi inspirator bagi pembaca novel untuk melaksanakan kegiatan wirausaha. 

"Dalam novel dikisahkan tentang sosok Dewa yang memiliki hasrat akan tanggung jawab dalam hal menepati janji untuk pembayaran utang. Ia juga menyukai risiko yang tidak terlalu besar (menengah, red.) dalam hal melakukan kegiatan bisnis," kata Yayuk.

Menurut dia, Dewa juga sosok yang meyakini kemampuannya untuk sukses dalam menerapkan strategi bisnis, memiliki tingkat energi yang tinggi dalam pencapaian target bisnis, dan memiliki tingkat keuletan yang tinggi dalam berproses untuk meraih target bisnis.

Dia berasumsi bahwa sangat mungkin bagi dirinya menawarkan novel tersebut kepada para mahasiswa, kemudian meminta mahasiswa membuat rancangan atau model bisnis dengan menggunakan tokoh utama dalam novel sebagai sumber inspirasinya. 

Adakan penelitian

Sehubungan dengan hal tersebut, Yayuk tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui relasi antara kemanfaatan novel yang dibaca dan model bisnis yang dibuat mahasiswa. Sebanyak 20 mahasiswa menjadi responden penelitian yang dia laksanakan. 

"Alhamdulillah, saya bersama tim peneliti mendapat bantuan dana penelitian dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, untuk merealisasikan penelitian kami yang berjudul 'Strategi Pemodelan Bisnis Mahasiswa Prodi PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto Berdasarkan Pembacaan Novel' (Implementasi IKU 1 dan 7). Kami sangat mengapresiasi Kemenristek Dikti yang telah membantu kami untuk mengetahui keminatan mahasiswa mempelajari bisnis melalui kegiatan membaca novel. Jujur, ini merupakan hal baru dalam kegiatan penelitian yang sebelumnya tidak pernah kami temui adanya relasi antara membaca novel dan membuat rancangan bisnis," katanya.

Sebagai upaya untuk melengkapi kegiatan penelitian yang dilaksanakannya, dia bersama tim peneliti juga melibatkan mitra seperti Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) yang didirikan oleh Dr Heru Kurniawan MA karena RKWK sebagai lembaga yang memiliki konsentrasi di bidang literasi, bahasa dan sastra. 

"Tentu saja RKWK yang sudah beberapa kali mendapat penghargaan nasional kegiatan literasi, memiliki keterkaitan dengan kegiatan penelitian dan responden  penelitiannya," kata Yayuk.

Dalam seminar yang diselenggarakan berkaitan dengan kegiatan penelitian tersebut, kata dia, narasumber Dr Heru Kurniawan MA menyampaikan materi seminar yang cukup menarik, yakni kreatif berwirausaha di bidang bahasa dan sastra. 

Selain itu, kata dia, Heru memberikan pencerahan yang cukup menarik bahwa para mahasiswa yang berasal dari program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memungkinkan untuk memilih wirausaha kaitannya dengan bidang bahasa dan sastra. 

Baca juga: Berusia 28 tahun, dosen ini raih gelar doktor dengan predikat cum laude

“Dengan demikian, jika tidak menjadi guru, bisa saja  alumni PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto  menjadi seorang wirausahawan. Melalui membaca novel Bidadari untuk Dewa, para mahasiswa dapat belajar. Tidak dapat dipungkiri, sekarang ini banyak kegiatan wirausaha yang melibatkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan bidang bahasa dan sastra," kata Yayuk mengutip pernyataan Heru. 

Sementara dalam kegiatan diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD), Yayuk bersama tim peneliti memperoleh data-data yang cukup menarik dari para responden. 

Mahasiswa yang menjadi responden penelitian seluruhnya mengakui cukup senang membaca novel yang dibagikan secara gratis oleh tim peneliti. Para responden mengaku sangat terkesan dengan sikap kerja keras tokoh utama dalam novel Bidadari untuk Dewa karya Asma Nadia. 

Bahkan, para responden kemudian menjadi tertarik untuk melaksanakan kegiatan berwirausaha. Kegiatan wirausaha atau bisnis yang diminati responden cukup beragam dan berkaitan dengan bisnis era kekinian.

Lebih lanjut, Yayuk menyampaikan model bisnis era kekinian yang banyak diminati responden. Sebanyak 40 persen mahasiswa tertarik dengan kegiatan bisnis sebagai dropshiper/reseller, 35 persen responden tertarik menekuni bisnis bekaitan dengan penulisan buku, serta 25 persen mengaku ingin merancang bisnis sebagai pengusaha bidang properti. 

Selain menjadi dropshiper dan bisnis bidang penulisan buku, para responden juga tertarik mempelajari bisnis yang sesuai dengan era kekinian seperti menjadi Youtuber (20 persen), copywritter (25 persen), influencer, dan content creator.

"Melalui data penelitian tersebut, jelaslah bahwa kegiatan wirausaha tidak dimonopoli oleh mahasiswa yang menekuni bidang ilmu ekonomi. Terbukti, mahasiswa dari prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang orientasi utamanya menjadi pendidik, mereka juga tertarik untuk berbisnis," katanya. 

Dia mengatakan fenomena tersebut menjadi satu tantangan yang menarik dan tampaknya melalui kurikulum Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) hal itu telah direspons dengan baik. 

"Melalui MBKM para mahasiswa di samping menuntut ilmu di prodinya, mereka juga dipersilakan untuk belajar wirausaha sebanyak 20 SKS di luar program studinya," kata Yayuk.


Baca juga: Rektor UMP ajak masyarakat hentikan kekerasan terhadap perempuan
Baca juga: Sentra Halal UMP dukung penuh perkembangan UMKM di Banyumas

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024