Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan bahwa banjir yang menggenangi empat desa di Kecamatan Majenang telah surut.
"Alhamdulillah banjir telah surut dan 50 warga yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Mulyasari juga telah kembali ke rumah masing-masing pada Kamis (18/11) sore," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi didampingi Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Majenang Edi Sapto Prihono di Majenang, Cilacap, Jumat.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat di Majenang untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring dengan meningkatnya intensitas hujan terutama saat puncak musim hujan pada bulan November hingga Januari.
Baca juga: 50 warga Cilacap mengungsi akibat banjir
Baca juga: Empat desa di Kudus dilanda banjir
Menurut dia, hal itu disebabkan dua kecamatan di UPT BPBD Wilayah Majenang, yakni Kecamatan Majenang dan Wanareja merupakan daerah rawan banjir.
"Empat desa yang kemarin tergenang, yakni Mulyasari, Mulyadadi, Pahonjean, dan Padangsari merupakan daerah rawan banjir di Kecamatan Majenang. Kalau di Wanareja, antara lain Limbangan dan Madura," katanya.
Selain banjir, kata dia, hampir semua kecamatan di UPT BPBD Wilayah Majenang terutama yang berada di perbukitan merupakan daerah rawan longsor dan tanah bergerak.
Terkait dengan rencana penanganan tanggul Sungai Cikawung yang jebol, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy di Kota Banjar, Jawa Barat.
"Penanganan tanggul jebol tersebut merupakan kewenangan BBWS Citanduy," katanya menjelaskan.
Banjir yang menggenangi Desa Mulyasari, Padangsari, Mulyadadi, dan Pahonjean terjadi pada hari Rabu (17/11), pukul 00.00 WIB, karena tanggul Sungai Cikawung di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, yang sudah lama jebol belum diperbaiki.
Baca juga: Banjir melanda sejumlah wilayah Banyumas dan Cilacap
Baca juga: Desa rawan banjir di Kudus diminta aktifkan posko siaga bencana
"Alhamdulillah banjir telah surut dan 50 warga yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Mulyasari juga telah kembali ke rumah masing-masing pada Kamis (18/11) sore," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi didampingi Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Majenang Edi Sapto Prihono di Majenang, Cilacap, Jumat.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat di Majenang untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring dengan meningkatnya intensitas hujan terutama saat puncak musim hujan pada bulan November hingga Januari.
Baca juga: 50 warga Cilacap mengungsi akibat banjir
Baca juga: Empat desa di Kudus dilanda banjir
Menurut dia, hal itu disebabkan dua kecamatan di UPT BPBD Wilayah Majenang, yakni Kecamatan Majenang dan Wanareja merupakan daerah rawan banjir.
"Empat desa yang kemarin tergenang, yakni Mulyasari, Mulyadadi, Pahonjean, dan Padangsari merupakan daerah rawan banjir di Kecamatan Majenang. Kalau di Wanareja, antara lain Limbangan dan Madura," katanya.
Selain banjir, kata dia, hampir semua kecamatan di UPT BPBD Wilayah Majenang terutama yang berada di perbukitan merupakan daerah rawan longsor dan tanah bergerak.
Terkait dengan rencana penanganan tanggul Sungai Cikawung yang jebol, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy di Kota Banjar, Jawa Barat.
"Penanganan tanggul jebol tersebut merupakan kewenangan BBWS Citanduy," katanya menjelaskan.
Banjir yang menggenangi Desa Mulyasari, Padangsari, Mulyadadi, dan Pahonjean terjadi pada hari Rabu (17/11), pukul 00.00 WIB, karena tanggul Sungai Cikawung di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, yang sudah lama jebol belum diperbaiki.
Baca juga: Banjir melanda sejumlah wilayah Banyumas dan Cilacap
Baca juga: Desa rawan banjir di Kudus diminta aktifkan posko siaga bencana