Purwokerto (ANTARA) - Bencana banjir dilaporkan melanda sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, akibat hujan dengan intensitas lebat yang terjadi sejak Rabu siang.
"Hujan lebat yang terjadi sejak pukul 13.00 WIB mengakibatkan tanggul Sungai Angin jebol sepanjang 10 meter pada pukul 18.30 WIB," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Ady Candra saat dihubungi di Purwokerto, Banyumas, Rabu malam.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan permukiman warga di RT 03 RW 04 Dusun Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, tergenang banjir.
Bahkan, kata dia, banjir akibat tanggul jebol tersebut masuk ke dalam rumah milik Mujiman dan Sudiarjo, sedangkan 11 rumah lainnya hanya tergenang di pelatarannya.
"Genangan banjir mulai surut pada pukul 21.30 WIB dan tidak ada korban jiwa. Hasil koordinasi di lapangan akan dilakukan penanganan, yakni penambalan tanggul yang jebol besok pagi, Kamis (28/10)," katanya.
"Hujan lebat yang terjadi sejak pukul 13.00 WIB mengakibatkan tanggul Sungai Angin jebol sepanjang 10 meter pada pukul 18.30 WIB," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Ady Candra saat dihubungi di Purwokerto, Banyumas, Rabu malam.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan permukiman warga di RT 03 RW 04 Dusun Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, tergenang banjir.
Bahkan, kata dia, banjir akibat tanggul jebol tersebut masuk ke dalam rumah milik Mujiman dan Sudiarjo, sedangkan 11 rumah lainnya hanya tergenang di pelatarannya.
"Genangan banjir mulai surut pada pukul 21.30 WIB dan tidak ada korban jiwa. Hasil koordinasi di lapangan akan dilakukan penanganan, yakni penambalan tanggul yang jebol besok pagi, Kamis (28/10)," katanya.
Selain di Grumbul Karet, banjir juga dilaporkan sempat menggenangi sejumlah wilayah di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, pada Rabu (27/10) sore saat terjadi hujan lebat.
Sementara di Kabupaten Cilacap, hujan lebat yang terjadi sejak Rabu (2710) sore mengakibatkan aliran Sungai Cigegemeh dan Sungai Cilaca melimpas sehingga menggenangi sejumlah wilayah di Desa Wanareja dan Limbangan, Kecamatan Wanareja, serta Desa Salebu, Kecamatan Majenang.
Dalam rekaman video yang dibagikan melalui grup WhatsApp "Siaga Bencana Cilacap" (grup yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap, red.) arus banjir yang menggenangi Pasar Karanggendot, Desa Limbangan, pada Rabu petang sangat deras hingga menghanyutkan sebuah gerobak dagangan.
Salah seorang anggota grup "Siaga Bencana Cilacap", Bakti Kautsar Ali menginformasikan banjir di Kecamatan Wanareja melanda Dusun Cibungur, Desa Wanareja, dan Dusun Karanggendot, Desa Limbangan.
"Ada dua longsor di Dusun Cierang, Desa Limbangan, dan Desa Majingklak. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," tulis Bakti.
Sementara di Kabupaten Cilacap, hujan lebat yang terjadi sejak Rabu (2710) sore mengakibatkan aliran Sungai Cigegemeh dan Sungai Cilaca melimpas sehingga menggenangi sejumlah wilayah di Desa Wanareja dan Limbangan, Kecamatan Wanareja, serta Desa Salebu, Kecamatan Majenang.
Dalam rekaman video yang dibagikan melalui grup WhatsApp "Siaga Bencana Cilacap" (grup yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap, red.) arus banjir yang menggenangi Pasar Karanggendot, Desa Limbangan, pada Rabu petang sangat deras hingga menghanyutkan sebuah gerobak dagangan.
Salah seorang anggota grup "Siaga Bencana Cilacap", Bakti Kautsar Ali menginformasikan banjir di Kecamatan Wanareja melanda Dusun Cibungur, Desa Wanareja, dan Dusun Karanggendot, Desa Limbangan.
"Ada dua longsor di Dusun Cierang, Desa Limbangan, dan Desa Majingklak. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," tulis Bakti.
Terkait dengan informasi banjir tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi menduga hal itu disebabkan aliran sungai tersumbat sampah yang melimpah saat musim kemarau hingga akhirnya terbawa air dan terakumulasi di jembatan.
"Semua komponen sudah ke TKP. Forkopimcam, UPT PUPR, BBWS Citanduy, dan PSDA, untuk melakukan asesmen dan kaji cepat," tulis Wijonardi dalam grup "Siaga Bencana Cilacap".
Saat dihubungi melalui saluran telepon, Wijonardi mengatakan banjir akibat limpasan sungai tersebut terjadi saat hujan lebat yang turun sejak pukul 17.00 WIB.
"Kami masih menunggu hasil asesmen yang dilakukan UPT BPBD Wilayah Majenang," katanya.
"Semua komponen sudah ke TKP. Forkopimcam, UPT PUPR, BBWS Citanduy, dan PSDA, untuk melakukan asesmen dan kaji cepat," tulis Wijonardi dalam grup "Siaga Bencana Cilacap".
Saat dihubungi melalui saluran telepon, Wijonardi mengatakan banjir akibat limpasan sungai tersebut terjadi saat hujan lebat yang turun sejak pukul 17.00 WIB.
"Kami masih menunggu hasil asesmen yang dilakukan UPT BPBD Wilayah Majenang," katanya.
Selain di Wanareja dan sekitarnya, kata dia, banjir akibat limpasan Sungai Wates juga sempat menggenangi wilayah di perbatasan Kecamatan Kroya, Cilacap, dan Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Bahkan, lanjut dia, limpasan air Sungai Wates itu sempat menggenangi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kroya dan Banyumas.
"Tim UPT BPBD Wilayah Kroya sudah turun ke lokasi guna membersihkan aliran sungai dari sumbatan sampah," katanya.
Salah seorang warga Majenang, Haryadi mengatakan banjir yang sempat menggenangi wilayah Wanareja dan sekitarnya telah surut pada Rabu (27/10) malam.
Kendati demikian, dia mengatakan petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Cilacap dan instansi terkait lainnya masih melakukan asesmen di lokasi kejadian.
"Tadi, tinggi genangan airnya mencapai 1 meter, sekarang sudah surut. Ini bukan banjir bandang, melainkan karena limpasan air sungai," katanya.
Bahkan, lanjut dia, limpasan air Sungai Wates itu sempat menggenangi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kroya dan Banyumas.
"Tim UPT BPBD Wilayah Kroya sudah turun ke lokasi guna membersihkan aliran sungai dari sumbatan sampah," katanya.
Salah seorang warga Majenang, Haryadi mengatakan banjir yang sempat menggenangi wilayah Wanareja dan sekitarnya telah surut pada Rabu (27/10) malam.
Kendati demikian, dia mengatakan petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Cilacap dan instansi terkait lainnya masih melakukan asesmen di lokasi kejadian.
"Tadi, tinggi genangan airnya mencapai 1 meter, sekarang sudah surut. Ini bukan banjir bandang, melainkan karena limpasan air sungai," katanya.