Pekalongan (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, minta pelaku wisata tetap bertahan meski kondisinya mulai memprihatinkan dampak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang berlaku hingga 9 Agustus 2021.

"Jujur saja biaya pengelolaan wisata berasal dari pendapatan masuk pengunjung. Akan tetapi karena ditutup maka tidak ada pembiayaan sehingga kondisinya memprihatinkan," kata Pelaksana Tugas Kepala Disparpora Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa di Batang, Senin.

Menurut dia, para pelaku wisata harus bisa memahami dengan kondisi seperti sekarang ini yaitu adanya kebijakan pemerintah menerapkan PPKM yang berdampak terhadap perolehan pendapatan.

Kebijakan PPKM dari pemerintah, kata dia, semuanya merasakan dampaknya, termasuk bagi pelaku wisata maupun objek wisata yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

"Oleh karena, kami berharap semoga pandemi COVID-19 dapat segera selesai dan kondisi pariwisata yang kini sudah memprihatinkan dapat kembali meningkatkan pendapatannya," katanya.

Wahyu mengatakan dengan adanya pandemi COVID-19, target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata yang semula ditargetkan sebesar Rp3,3 miliar kini direvisi menjadi Rp1,9 miliar.

"Dari target PAD 2021 Rp3,3 miliar kini direvisi menjadi Rp1,9 miliar. Penghitungan itu berdasar dari pendapatan tahun sebelumnya," katanya.

Menurut dia, saat ini PAD 2021 dari sektor pariwisata baru diperoleh sekitar Rp1,3 miliar sehingga dengan masih menyisakan waktu sekitar 4,5 bulan ke depan diharapkan target itu dapat tercapai.

"Dengan kondisi dan kebijakan pemerintah yang ada, kami berusaha dapat menutup target PAD sebesar Rp1,9 miliar dengan sisa waktu yang masih ada," kata Wahyu.

Adapun bagi pengelola wisata swasta, kata dia, pemkab belum bisa membantu pembiayaan mereka karena belum ada petunjuk dari tingkat provinsi maupun Pemerintah Pusat.

"Saat ini situasi darurat nasional sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk wisata milik pemkab kami arahkan untuk menjaga kebersihan dan perawatan meski tidak dibuka untuk pengunjung," katanya.

Manajer Batang Dolphin Center (BDC) Bagus Wijaya Danu mengatakan saat ini para pelaku usaha di bidang pariwisata hanya bisa bertahan dengan segala keterbatasan karena adanya PPKM.

Selama ini, kata dia, masih ada sejumlah komunitas pecinta satwa yang memberikan perhatian lebih dengan menyumbangkan pakan untuk satwa yang dirawat oleh BDC.

"Kami sangat berterima kasih masih ada yang memperhatikan satwa. Mereka ada yang nyumbang pisang sepuluh sisir, pepaya dua keranjang, wortel sepuluh kilogram, ubi, singkong karena satwa yang dirawat sebagian besar hewan herbivora," katanya.



 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024