Semarang (ANTARA) -
"Terkait pembatasan kegiatan masyarakat pada 11-25 Januari 2021. Kami mohon bantuan warga Jateng semua, kalau tidak penting jangan keluar rumah, kalau ada kerumunan tidak usah ikut, jaga jarak. Tolong selalu pakai masker, tidak usah nunggu dikejar-kejar," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, dengan berdisiplin 3M selama 14 hari masyarakat sudah berkontribusi untuk menjaga diri sendiri, menjaga keluarga, dan menjaga negara dari COVID-19.
Hal itu, lanjut dia, merupakan kontribusi yang luar biasa dalam kondisi seperti saat ini apalagi melihat kondisi dimana sudah banyak tenaga medis, ulama, serta tokoh-tokoh penting dan saudara yang meninggal dunia karena COVID-19.
Ganjar juga meminta masyarakat segera melapor ke lurah atau kepala desa, atau bisa juga ke RT dan RW jika menemui kesulitan.
Selain itu, Program Jogo Tonggo perlu dihidupkan kembali agar bisa menjadi ruang untuk saling kontrol di masyarakat.
"Hidupkan lagi Jogo Tonggo, nanti akan kita bantu, kawan-kawan di Puskesmas nanti juga akan kami bantu agar bisa menjadi tempat paling depan untuk melakukan kontrol. Jadi kalau ada layanan kurang lapor kepada kami, biar kami yang datang. Kalau ada sesuatu yang utuh bantuan secara sosial, biar kami yang membantu untuk turun," katanya.
Baca juga: Banyumas siapkan peraturan terkait PPKM
Baca juga: Pengamat optimistis PPKM efektif tekan penyebaran COVID-19
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat mengikuti penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 11-25 Januari 2021 dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.
"Terkait pembatasan kegiatan masyarakat pada 11-25 Januari 2021. Kami mohon bantuan warga Jateng semua, kalau tidak penting jangan keluar rumah, kalau ada kerumunan tidak usah ikut, jaga jarak. Tolong selalu pakai masker, tidak usah nunggu dikejar-kejar," katanya di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, dengan berdisiplin 3M selama 14 hari masyarakat sudah berkontribusi untuk menjaga diri sendiri, menjaga keluarga, dan menjaga negara dari COVID-19.
Hal itu, lanjut dia, merupakan kontribusi yang luar biasa dalam kondisi seperti saat ini apalagi melihat kondisi dimana sudah banyak tenaga medis, ulama, serta tokoh-tokoh penting dan saudara yang meninggal dunia karena COVID-19.
Baca juga: Jateng menambah jumlah daerah yang terapkan PPKM
"Maka kami mohon dukungan dari masyarakat Jawa Tengah dari tanggal 11-25 Januari tidak berkerumun, selalu pakai masker, dan tentu saja cuci tangan serajin mungkin. Pemerintah juga akan mengurangi dari sekarang 50 persen sampai hanya 25 persen yang bekerja di kantor, 25 persen itu sudah termasuk gubernurnya. Biarkan kami yang berkeliling melakukan kontrol, 'panjenengan' di rumah saja," ujarnya.
"Maka kami mohon dukungan dari masyarakat Jawa Tengah dari tanggal 11-25 Januari tidak berkerumun, selalu pakai masker, dan tentu saja cuci tangan serajin mungkin. Pemerintah juga akan mengurangi dari sekarang 50 persen sampai hanya 25 persen yang bekerja di kantor, 25 persen itu sudah termasuk gubernurnya. Biarkan kami yang berkeliling melakukan kontrol, 'panjenengan' di rumah saja," ujarnya.
Ganjar juga meminta masyarakat segera melapor ke lurah atau kepala desa, atau bisa juga ke RT dan RW jika menemui kesulitan.
Selain itu, Program Jogo Tonggo perlu dihidupkan kembali agar bisa menjadi ruang untuk saling kontrol di masyarakat.
"Hidupkan lagi Jogo Tonggo, nanti akan kita bantu, kawan-kawan di Puskesmas nanti juga akan kami bantu agar bisa menjadi tempat paling depan untuk melakukan kontrol. Jadi kalau ada layanan kurang lapor kepada kami, biar kami yang datang. Kalau ada sesuatu yang utuh bantuan secara sosial, biar kami yang membantu untuk turun," katanya.
Baca juga: Banyumas siapkan peraturan terkait PPKM
Baca juga: Pengamat optimistis PPKM efektif tekan penyebaran COVID-19