Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mewajibkan para wisatawan dari luar daerah yang hendak mengunjungi sejumlah objek wisata di Kudus untuk membawa hasil tes cepat (rapid test) COVID-19 sebagai upaya mencegah terjadinya penularan virus corona.

"Aturan tersebut sudah kami sampaikan kepada pengelola jasa tour and travel, termasuk para wisatawan dari luar daerah yang sudah masuk ke Kota Kudus," kata Kepala Urusan Tata Usaha UPTD Pengelolaan Perparkiran dan Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Reno Agung di Kudus, Rabu.

Karena aturan yang mewajibkan setiap wisatawan membawa surat sehat dari daerahnya masing-masing diberlakukan bersamaan dengan dibukanya kembali Terminal Wisata Kudus, kata dia, masih tahap sosialisasi.

Baca juga: Pemain, pelatih, dan ofisial PSIS jalani tes usap

Meskipun baru dibuka kembali, hari ini (26/8) Terminal Wisata Kudus sudah kedatangan dua bus yang mengangkut peziarah dari Bogor dan Madura.

"Karena kebetulan ada yang menggunakan agen tur, maka pihak agennya kami berikan sosialisasi sehingga ketika membawa tamu lagi ke Kudus harus dilengkapi dengan surat sehat atau tes cepat COVID-19 dari daerahnya," ujarnya.

Sementara rombongan peziarah yang terlanjur, katanya, hanya diminta untuk mematuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan serta diukur suhu tubuhnya.

Sebelum memasuki kawasan wisata, para peziarah juga diminta menjaga jarak fisik dan jangan bergerombol.

"Begitu mereka turun dari bis, langsung diminta mencuci tangan serta diukur suhu tubuhnya oleh petugas," ujarnya.

Koordinator rombongan peziarah dari Madura Andi Khoirul mengakui para peziarah dari Bangkalan, Madura, yang berjumlah 59 orang ini awalnya berangkat ziarah ke delapan makam wali pada Maret 2020, namun bertepatan dengan pandemi diundur.

"Baru terlaksana sekarang. Kalaupun ada syarat hasil tes cepat corona belum mengetahui. Jika nantinya diminta persyaratan demikian tentunya akan disampaikan kepada wisatawan," ujarnya.

Ia mengakui biaya tes cepat corona per orang yang mencapai Rp150.000 dinilai terlalu mahal sehingga ketika nantinya diberlakukan secara ketat, banyak calon wisatawan yang dimungkinkan membatalkan diri.

Sohib, salah satu wisatawan asal Bangkalan, Madura mengakui tidak begitu khawatir berziarah di tengah masa pandemi, sepanjang mematuhi protokol kesehatan.*

Baca juga: Banyumas tes usap ulang di kantor pelayanan antisipasi COVID-19
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024