Semarang (ANTARA) - Acara peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan wisata Jateng Valley pada Sabtu (15/8) pagi di Hutan Wisata Penggaron, Ungaran, dirancang bernuansa Jawa Tengah dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat, disebutkan bahwa agenda yang disusun Pemprov Jateng itu, acara diawali dengan pentas tari Gebyar Jateng Valley kreasi pimpinan Sanggar Greget Semarang Yoyok Priyambodo, lalu sambutan dari PT Taman Wisata Jateng, Dirut Perum Perhutani, Gubernur Jateng, serta pemberian cenderamata.
Juga akan digelar lelang tiga sepeda lipat yang dilengkapi tanda tangan Gubernur Ganjar Pranowo yang hasilnya untuk donasi penanganan COVID-19.
Puncak acara ditandai dengan pembukaan selubung kain untuk memunculkan tulisan "Jateng Valley" oleh Gubernur Ganjar Pranowo dilanjutkan penanaman sembilan jenis pohon langka yaitu kluwak, kanthil, matoa, cendana bali bungur, duwet, asam jawa, bisbul, dan pronojiwo.
Wisata seluas 371,88 hektare yang bakal menjadi termegah di Asia Tenggara itu dibangun dengan semangat zaman berbasis teknologi informasi (IT).
Meskipun nantinya bergaya futuristik, desain Jateng Valley tetap mendekatkan alam kepada pengunjungnya.
Menurut arsitek Jateng Valley Ir. Budi Faisal MAUD, MLA, PhD, wisata ini sesuai tagline yang diusung yaitu Where Nature Meet Dreams, yaitu bermimpi jauh ke depan tapi selaras dengan alam.
''Konsepnya kekinian menyesuaikan generasi sekarang dan nanti yang berbasis IT, tapi tetap rimbun karena penuh tanaman dan pepohonan,'' kata Budi di Semarang, kemarin.
Pakar pembangunan wisata lulusan ITB, University of Colorado Denver (AS) dan University of Melbourne (Australia) itu, mengakui bahwa Jateng Valley akan menjelma menjadi wisata berkelas dunia dan nomor wahid di Asia Tenggara. Hal itu karena didukung oleh dua faktor yaitu skala wilayah yang luas mencapai hampir 400 hektare dan keunggulan hutan lebat yang mengelilinginya.
Dia menjelaskan tim yang terlibat merancang wisata ini terdiri atas 20 orang. Jateng Valley dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu Ecological Sanctuary, Sustainable Leisure, dan Futuristic Space. Di suaka ekologi misalnya, akan dibangun Eco Safari, Botanical Garden.
Di Sustainable Leisure ada Eco Theme Park, Eco Water Park, Eco Hotel, dan Resort, sedangkan isi dari Futuristic Space yaitu replika kapal Nuh, Java Educultural Park, Discovery Park, dan Museum of President.
"Di museum ini pengunjung akan menyaksikan rekaman sejarah Indonesia mulai presiden pertama hingga saat ini dengan teknologi display hologram," tambah Budi.
Praktisi desain bambu itu lalu menjelaskan wahana lain yang tak kalah menarik yaitu penggunaan energi baru terbarukan.
''Kami akan munculkan permainan dengan energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, angin, dan air. Nantinya ada mobil-mobilan yang tak dijalankan dengan baterai tapi panel surya,'' kata dosen Prodi Magister Arsitektur Lanskap ITB tersebut.
Penanaman pohon kembali juga dilakukan untuk membangun sebuah hutan kota yang rimbun dan hijau. Harapannya makin menambah indah dan asri wisata itu.
''Tujuannya adalah membuat traveller makin mencintai alam,'' ujarnya.
Optimistis
Pada bagian lain, Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng Prijo Handoko Rahardjo selaku investor mengatakan optimismenya Jateng Valley akan menyedot kedatangan turis asing.
Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng Prijo Handoko Rahardjo (baju batik) menunjukkan denah Jateng Valley. Dok. Jateng Valley
Menurut Handoko, pihaknya fokus membangun zona water park, sarana parkir dan hotel dalam pembangunan awal Jateng Valley.
"Meskipun dalam kontrak kerja sama nilai investasinya Rp1 triliun dengan konsesi 35 tahun, taksiran kami biayanya lebih dari itu. Info dari arsiteknya untuk water park saja butuh Rp 2 triliun,"' katanya.
Pada bagian lain, Kepala Bappeda Jateng Dr Prasetyo Aribowo, SH, MSocSC, pengerjaan Jateng Valley akan dilakukan secara simultan. Begitu ground breaking dilakukan, segala kelengkapan administrasi teknis, amdal dan detail engineering design (DED) dituntaskan.
''Langsung bergerak secara simultan termasuk dalam penanganan fasilitas yang sudah lebih dulu ada seperti Bumi perkemahan, driving range untuk latihan golf dan outbond,'' kata mantan kadinas kebudayaan dan pariwisata Jateng itu. ***
Dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat, disebutkan bahwa agenda yang disusun Pemprov Jateng itu, acara diawali dengan pentas tari Gebyar Jateng Valley kreasi pimpinan Sanggar Greget Semarang Yoyok Priyambodo, lalu sambutan dari PT Taman Wisata Jateng, Dirut Perum Perhutani, Gubernur Jateng, serta pemberian cenderamata.
Juga akan digelar lelang tiga sepeda lipat yang dilengkapi tanda tangan Gubernur Ganjar Pranowo yang hasilnya untuk donasi penanganan COVID-19.
Puncak acara ditandai dengan pembukaan selubung kain untuk memunculkan tulisan "Jateng Valley" oleh Gubernur Ganjar Pranowo dilanjutkan penanaman sembilan jenis pohon langka yaitu kluwak, kanthil, matoa, cendana bali bungur, duwet, asam jawa, bisbul, dan pronojiwo.
Wisata seluas 371,88 hektare yang bakal menjadi termegah di Asia Tenggara itu dibangun dengan semangat zaman berbasis teknologi informasi (IT).
Meskipun nantinya bergaya futuristik, desain Jateng Valley tetap mendekatkan alam kepada pengunjungnya.
Menurut arsitek Jateng Valley Ir. Budi Faisal MAUD, MLA, PhD, wisata ini sesuai tagline yang diusung yaitu Where Nature Meet Dreams, yaitu bermimpi jauh ke depan tapi selaras dengan alam.
''Konsepnya kekinian menyesuaikan generasi sekarang dan nanti yang berbasis IT, tapi tetap rimbun karena penuh tanaman dan pepohonan,'' kata Budi di Semarang, kemarin.
Pakar pembangunan wisata lulusan ITB, University of Colorado Denver (AS) dan University of Melbourne (Australia) itu, mengakui bahwa Jateng Valley akan menjelma menjadi wisata berkelas dunia dan nomor wahid di Asia Tenggara. Hal itu karena didukung oleh dua faktor yaitu skala wilayah yang luas mencapai hampir 400 hektare dan keunggulan hutan lebat yang mengelilinginya.
Dia menjelaskan tim yang terlibat merancang wisata ini terdiri atas 20 orang. Jateng Valley dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu Ecological Sanctuary, Sustainable Leisure, dan Futuristic Space. Di suaka ekologi misalnya, akan dibangun Eco Safari, Botanical Garden.
Di Sustainable Leisure ada Eco Theme Park, Eco Water Park, Eco Hotel, dan Resort, sedangkan isi dari Futuristic Space yaitu replika kapal Nuh, Java Educultural Park, Discovery Park, dan Museum of President.
"Di museum ini pengunjung akan menyaksikan rekaman sejarah Indonesia mulai presiden pertama hingga saat ini dengan teknologi display hologram," tambah Budi.
Praktisi desain bambu itu lalu menjelaskan wahana lain yang tak kalah menarik yaitu penggunaan energi baru terbarukan.
''Kami akan munculkan permainan dengan energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, angin, dan air. Nantinya ada mobil-mobilan yang tak dijalankan dengan baterai tapi panel surya,'' kata dosen Prodi Magister Arsitektur Lanskap ITB tersebut.
Penanaman pohon kembali juga dilakukan untuk membangun sebuah hutan kota yang rimbun dan hijau. Harapannya makin menambah indah dan asri wisata itu.
''Tujuannya adalah membuat traveller makin mencintai alam,'' ujarnya.
Optimistis
Pada bagian lain, Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng Prijo Handoko Rahardjo selaku investor mengatakan optimismenya Jateng Valley akan menyedot kedatangan turis asing.
Menurut Handoko, pihaknya fokus membangun zona water park, sarana parkir dan hotel dalam pembangunan awal Jateng Valley.
"Meskipun dalam kontrak kerja sama nilai investasinya Rp1 triliun dengan konsesi 35 tahun, taksiran kami biayanya lebih dari itu. Info dari arsiteknya untuk water park saja butuh Rp 2 triliun,"' katanya.
Pada bagian lain, Kepala Bappeda Jateng Dr Prasetyo Aribowo, SH, MSocSC, pengerjaan Jateng Valley akan dilakukan secara simultan. Begitu ground breaking dilakukan, segala kelengkapan administrasi teknis, amdal dan detail engineering design (DED) dituntaskan.
''Langsung bergerak secara simultan termasuk dalam penanganan fasilitas yang sudah lebih dulu ada seperti Bumi perkemahan, driving range untuk latihan golf dan outbond,'' kata mantan kadinas kebudayaan dan pariwisata Jateng itu. ***