Solo (ANTARA) - Sejumlah pedagang di Beteng Trade Center (BTC) Solo mengeluarkan sebagian dagangan pascapenutupan menyusul adanya kasus positif salah satu karyawan toko di pasar tekstil tersebut.

"Ini sebagian barang yang sifatnya mendesak saya bawa pulang, taruh di gudang untuk dijual COD atau 'online'," kata salah satu pedagang Kris di Solo, Jumat.

Meski demikian, dikatakannya, sebagian dagangan yang lain dibiarkan di toko masing-masing. Terkait penutupan tersebut, menurut dia, merupakan puncak dari lesunya penjualan di beberapa hari terakhir.

Ia mengatakan beberapa hari terakhir ini sudah terjadi penurunan penjualan, terutama pascaadanya pemberitaan Solo merupakan zona hitam penyebaran COVID-19. Menurut dia, usai keluarnya informasi tersebut terjadi penurunan penjualan hingga 60 persen.

"Sebetulnya bukan hanya saya, tetapi banyak pedagang yang menyayangkan istilah tersebut. Lebih baik diketatkan prosedur belanja di BTC daripada harus ada istilah tersebut. Kami justru lebih suka kalau misalnya ada petugas Satpol PP yang ikut menjaga di sini," katanya.

Baca juga: Omzet pedagang BTC Solo melesak lima kali lipat

Terkait penutupan, pemilik BTC Henry Purwanto mengatakan pasar tekstil ini akan ditutup total selama tujuh hari, tepatnya mulai tanggal 16-22 Juli 2020. Ia juga mengkonfirmasi bahwa benar ada satu karyawan toko yang positif terpapar COVID-19.

"Sejak ada data bahwa ada yang positif COVID-19 kami langsung koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surakarta dan diputuskan dilakukan penutupan total sampai dengan hari Rabu, ini demi kebaikan bersama dan memutus mata rantai penyebaran virus tersebut," katanya.

Terkait dengan kemungkinan ada tes cepat atau tes usap sebagai bagian dari upaya "tracing", pihaknya belum memperoleh informasi tersebut.

"Itu sudah di luar ranah saya, tetapi kan pedagang di BTC banyak, kan 'nggak' mungkin semuanya dites," katanya.

Ia mengatakan penutupan tersebut merupakan keputusan yang baik mengingat saat ini Kota Solo dalam kondisi yang kurang kondusif.

"Buat apa dipaksakan buka nanti malah menyebar. Solo sendiri kan situasinya juga 'nggak' cukup bagus. Tutup bukan akhir dari segalanya," katanya.

Baca juga: Pemkot Solo segera lakukan tes usap pedagang Pasar Harjodaksino
Baca juga: Seorang pedagang positif corona, Pasar Ampel Boyolali ditutup

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024