Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta segera melakukan tes usap dengan metode "polymerace chain reaction" (PCR) para pedagang Pasar Harjodaksino menyusul meninggalnya seorang pedagang karena COVID-19.

"Tes akan dilakukan kepada 200 pedagang di Pasar Harjodaksino. Mereka yang disasar adalah yang berjualan di sekitar pedagang positif yang meninggal," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Rabu.

Selain itu, dikatakannya, tes juga akan dilakukan kepada para pedagang yang berjualan di akses masuk pedagang yang positif terinfeksi COVID-19 tersebut.

"Kalau untuk pembeli, kami tidak melakukan tes tersebut," katanya.

Sementara itu, untuk waktu pelaksanaan tes masih menunggu penjadwalan dari PT BNI karena untuk biaya PCR tersebut, Pemkot Surakarta memperoleh bantuan "coorporate social responsibility" atau tanggung jawab sosial perusahaan dari BNI.

"Kuotanya untuk 1.200 orang. Khusus untuk Pasar Harjodaksino ini kami ambil 200 pedagang," katanya.

Sementara itu, pihaknya menyayangkan pascapenutupan pasar tersebut ratusan pedagang Pasar Harjodaksino justru memindahkan jualannya ke wilayah Jalan Ir Soekarno, Kabupaten Sukoharjo.

"Mereka ini pedagang 'oprokan', seharusnya para pedagang tidak jualan dulu dan melakukan karantina mandiri di rumah," katanya.

Sebelumnya, Pemkot Surakarta memutuskan menutup Pasar Harjodaksino selama tujuh hari. Selama penutupan, dikatakannya, akan dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala sehingga ketika pedagang kembali masuk, kondisi pasar sudah dalam keadaan aman dari COVID-19.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024