Batang (ANTARA) - Rumah Tahanan Kelas II-B Rowobwlang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berencana menggandeng sejumlah pedagang untuk memasok bahan sembako dan makanan instan lainnya di koperasi yang telah disediakan oleh rutan.
Kepala Rutan Kelas II-B Rowobelang Kabupaten Batang, Rindra Wardana di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa langkah ini sebagai tindak lanjut adanya kebijakan baru Rutan Rowobelang yang melarang para pengunjung warga binaan membawa sembako ke dalam ruang rutan.
"Kami berencana menggandeng pedagang yang berada di lingkungan luar rutan. Kami akan mempersilahkan mereka untuk menitipkan barang dagangan di koperasi yang ada di dalam rutan," katanya.
Baca juga: Rutan Rowobelang Batang larang pengunjung bawa sembako
Rindra mengatakan kebijakan larangan para pengunjung membawa bahan sembako atau makanan instan ini sebagai upaya mengantisipasi penyeludupan barang berbahaya seperti narkotika dan obat berbahaya (narkoba).
"Kami memahami kebijakan ini akan membawa dampak bagi para pedagang sembako di lingkungan luar Rutan Rowobelang. Namun, kami tidak ada niat untuk merugikan para pedagang melainkan sebagai langkah antisipasi penyelundupan barang berbahaya masuk ke dalam lapas," katanya.
Menurut dia, sistem pembelian barang kebutuhan pokok di koperasi oleh warga binaan ini melalui cara nontunai yaitu menggunakan kartu Brizzi BRI.
Baca juga: Polda razia narkoba di Rutan Rowobelang Batang
Melalui sistem pembelian dengan kartu Brizzi BRI ini, kata dia, maka warga binaan tidak akan mendapat peluang memegang uang tunai.
"Peraturan di rutan memang tidak diperkenankan warga binaan membawa uang tunai berapa pun nominalnya sehingga untuk pembelian barang sembako di koperasi kami terapkan sistem nontunai," katanya.
Warga binaan Mustofa mengatakan dirinya tidak merasa keberatan dengan adanya kebijakan penggunaan kartu Brizzi BRI untuk pembelian makanan di koperasi di dalam rutan.
"Kami tidak mempermasalahkan penggunaan kartu Brzzi sebagai cara membeli barang seperti rokok, gula, atau pun roti karena penggunaannya juga tidak ribet. Selain itu, harga barang juga terjangkau tidak berbeda dengan harga di luar rutan," katanya.
Baca juga: Rutan Batang diusulkan jadi wilayah bebas korupsi
Baca juga: 19 warga binaan Rutan Batang rekam KTP-el
Kepala Rutan Kelas II-B Rowobelang Kabupaten Batang, Rindra Wardana di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa langkah ini sebagai tindak lanjut adanya kebijakan baru Rutan Rowobelang yang melarang para pengunjung warga binaan membawa sembako ke dalam ruang rutan.
"Kami berencana menggandeng pedagang yang berada di lingkungan luar rutan. Kami akan mempersilahkan mereka untuk menitipkan barang dagangan di koperasi yang ada di dalam rutan," katanya.
Baca juga: Rutan Rowobelang Batang larang pengunjung bawa sembako
Rindra mengatakan kebijakan larangan para pengunjung membawa bahan sembako atau makanan instan ini sebagai upaya mengantisipasi penyeludupan barang berbahaya seperti narkotika dan obat berbahaya (narkoba).
"Kami memahami kebijakan ini akan membawa dampak bagi para pedagang sembako di lingkungan luar Rutan Rowobelang. Namun, kami tidak ada niat untuk merugikan para pedagang melainkan sebagai langkah antisipasi penyelundupan barang berbahaya masuk ke dalam lapas," katanya.
Menurut dia, sistem pembelian barang kebutuhan pokok di koperasi oleh warga binaan ini melalui cara nontunai yaitu menggunakan kartu Brizzi BRI.
Baca juga: Polda razia narkoba di Rutan Rowobelang Batang
Melalui sistem pembelian dengan kartu Brizzi BRI ini, kata dia, maka warga binaan tidak akan mendapat peluang memegang uang tunai.
"Peraturan di rutan memang tidak diperkenankan warga binaan membawa uang tunai berapa pun nominalnya sehingga untuk pembelian barang sembako di koperasi kami terapkan sistem nontunai," katanya.
Warga binaan Mustofa mengatakan dirinya tidak merasa keberatan dengan adanya kebijakan penggunaan kartu Brizzi BRI untuk pembelian makanan di koperasi di dalam rutan.
"Kami tidak mempermasalahkan penggunaan kartu Brzzi sebagai cara membeli barang seperti rokok, gula, atau pun roti karena penggunaannya juga tidak ribet. Selain itu, harga barang juga terjangkau tidak berbeda dengan harga di luar rutan," katanya.
Baca juga: Rutan Batang diusulkan jadi wilayah bebas korupsi
Baca juga: 19 warga binaan Rutan Batang rekam KTP-el