Semarang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memulai Gerakan Menabung Nasional di Provinsi Jawa Tengah untuk membantu pertumbuhan ekonomi tingkat nasional.
"Kami putuskan Jawa Tengah sebagai 'pilot project' Gerakan Menabung Nasional karena provinsi ini potensinya paling besar di Tanah Air. Pertumbuhan ekonominya, sumber daya manusianya, pertanian, kelautan dan lainnya," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini bergantung pada inovasi yang dilakukan dan Presiden Joko Widodo menginginkan harus ada "tendangan keras" di bidang ekonomi.
Oleh karena itu, Gerakan Menabung Nasional yang menyasar pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dengan menggandeng perbankan ini oleh OJK dijadikan sebagai jurus untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Masyarakat diimbau kenali fintech sebelum ajukan pinjaman
Ia menyebutkan wujud Gerakan Menabung Nasional ini berupa tabungan digital sehingga para pelajar tidak memegang buku tabungan.
"Praktiknya, di sekolah itu bendahara kelas kita dikasih mesin. Setiap hari Senin kita jadikan hari menabung, mesinnya dikasih oleh bank, setiap Senin sore bank mengambil ke sekolah," ujarnya.
Setiap tahun ajaran baru, lanjut Wimboh, pendaftar harus memiliki buku tabungan tanpa biaya administrasi.
"Ini bertahap, siswa SMP menabung uang, SMA uang tabungannya tambah mahasiwa kita ajak buka 'startup'," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Wimboh juga menandatangani kerja sama penerapan Gerakan Menabung Nasional di 3.350 sekolah tingkat SMP yang ada di Jawa Tengah.
Gubernur Ganjar Pranowo berpendapat Gerakan Menabung Nasional tersebut memiliki dua target yakni pertumbuhan makro ekonomi dan edukasi ekonomi.
Baca juga: OJK: Industri fintech di Indonesia berkembang pesat
Untuk pertumbuhan ekonomi merupakan efek yang paling terasa dari gerakan ini, terlebih Jawa Tengah jumlah siswa SMP mencapai 1,2 juta orang.
"Evaluasi yang kita lakukan adalah sejauh mana kita bisa menyiapkan edukasi ekonomi. Ini butuh waktu panjang bukan sekadar perbankan yang jalan tapi seluruh masyarakat," ujarnya.
Menurut Ganjar, Gerakan Menabung Nasional mulai dari anak ini tidak menutup kemungkinan juga akan mengedukasi orang tuanya karena gerakan ini juga harus memberi pemahaman pada orang tua agar ikut mengatur uang saku anaknya.
"Saya jadi kepikiran ini kalau SD dan TK jauh lebih menarik karena yang menabung pasti orang tuanya," katanya.
"Kami putuskan Jawa Tengah sebagai 'pilot project' Gerakan Menabung Nasional karena provinsi ini potensinya paling besar di Tanah Air. Pertumbuhan ekonominya, sumber daya manusianya, pertanian, kelautan dan lainnya," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini bergantung pada inovasi yang dilakukan dan Presiden Joko Widodo menginginkan harus ada "tendangan keras" di bidang ekonomi.
Oleh karena itu, Gerakan Menabung Nasional yang menyasar pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dengan menggandeng perbankan ini oleh OJK dijadikan sebagai jurus untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Masyarakat diimbau kenali fintech sebelum ajukan pinjaman
Ia menyebutkan wujud Gerakan Menabung Nasional ini berupa tabungan digital sehingga para pelajar tidak memegang buku tabungan.
"Praktiknya, di sekolah itu bendahara kelas kita dikasih mesin. Setiap hari Senin kita jadikan hari menabung, mesinnya dikasih oleh bank, setiap Senin sore bank mengambil ke sekolah," ujarnya.
Setiap tahun ajaran baru, lanjut Wimboh, pendaftar harus memiliki buku tabungan tanpa biaya administrasi.
"Ini bertahap, siswa SMP menabung uang, SMA uang tabungannya tambah mahasiwa kita ajak buka 'startup'," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Wimboh juga menandatangani kerja sama penerapan Gerakan Menabung Nasional di 3.350 sekolah tingkat SMP yang ada di Jawa Tengah.
Gubernur Ganjar Pranowo berpendapat Gerakan Menabung Nasional tersebut memiliki dua target yakni pertumbuhan makro ekonomi dan edukasi ekonomi.
Baca juga: OJK: Industri fintech di Indonesia berkembang pesat
Untuk pertumbuhan ekonomi merupakan efek yang paling terasa dari gerakan ini, terlebih Jawa Tengah jumlah siswa SMP mencapai 1,2 juta orang.
"Evaluasi yang kita lakukan adalah sejauh mana kita bisa menyiapkan edukasi ekonomi. Ini butuh waktu panjang bukan sekadar perbankan yang jalan tapi seluruh masyarakat," ujarnya.
Menurut Ganjar, Gerakan Menabung Nasional mulai dari anak ini tidak menutup kemungkinan juga akan mengedukasi orang tuanya karena gerakan ini juga harus memberi pemahaman pada orang tua agar ikut mengatur uang saku anaknya.
"Saya jadi kepikiran ini kalau SD dan TK jauh lebih menarik karena yang menabung pasti orang tuanya," katanya.