Solo (ANTARA) - Pembangunan rumah sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jawa Tengah terkendala oleh keterbatasan kuota subsidi yang dikucurkan pemerintah.

"Kuota subsidi untuk rumah MBR makin sedikit, kuota untuk Juli ini habis. Mestinya kuota bisa sampai 250.000 unit secara nasional, kira-kira baru terealisasi 120.000 unit sudah habis," kata Ketua Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah MR Prijanto di Solo, Rabu.

Terkait hal itu, dikatakannya, saat ini REI tengah mengajukan penambahan kuota sebanyak 140.000 unit pada 2019.

"Mudah-mudahan bisa jalan. Khusus Jateng mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa genap membangun 11.500 unit. Kalau sampai saat ini baru terealisasi sekitar 4.000 unit," katanya.

Ia mengatakan saat ini untuk lahan di beberapa daerah di Jawa Tengah sudah dalam kondisi siap bangun.

"Kalau di Jawa Tengah masih banyak daerah yang lahannya bisa untuk membangun rumah sederhana, termasuk di Soloraya kecuali Kota Solo yang harga tanahnya sudah tinggi," katanya.


Baca juga: REI Jateng: Indonesia butuh 1,2 juta rumah baru/tahun


Ia mengatakan saat ini harga rumah subsidi di Jawa Tengah mencapai Rp140,5 juta/unit. Dengan harga tersebut, idealnya harga lahan maksimal Rp200.000/meter.

"Masih banyak yang bisa memenuhi harga lahan itu. Permasalahannya hanya di kuota subsidi, begitu turun pengembang pasti bisa langsung membangun," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, angka "backlog" atau kebutuhan rumah sederhana yang hingga saat ini belum terpenuhi di Jawa Tengah mencapai 800.000 unit.

"Peminatnya memang sangat tinggi, itulah mengapa kami berharap kuota subsidi ini bisa cepat turun," katanya.

Baca juga: REI bakal libatkan koperasi dalam pembiayaan rumah sederhana

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024