Semarang (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran terus mengenjot jumlah agen Penggerak Jaminan Sosial (Perisai) dengan harapan semakin banyak kepesertaan agen, semakin banyak masyarakat pekerja yang terlindungi oleh jaminan sosial ketenagakerjaan.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran Budi Santoso menjelaskan tugas agen Perisai adalah membantu BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi mengenai manfaat perlindungan jaminan sosial tenaga kerja khususnya kepada tenaga kerja informal atau bukan penerima upah (BPU).
Perisai merupakan salah satu inovasi BPJS Ketenagakerjaan yang berkolaborasi dengan organisasi/lembaga berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam upaya peningkatan kepesertaan. Seluruh elemen masyarakat dapat menjadi agen Perisai dengan memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan.
"Saat ini BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran memiliki 25 agen Perisai aktif untuk wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi yang kami lakukan," katanya.
Sebelumnya, lanjut Budi, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran melakukan sosialisasi dan evaluasi Penggerak Jaminan Sosial (Perisai) terhadap agen Perisai aktif dan calon agen Perisai yang ada di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Budi menjelaskan bahwa keberadaan agen Perisai sangat membantu BPJS Ketenagakerjaan, terutama masyarakat pekerja yang tidak terjangkau karena faktor lokasi dan keterbatasan sumber daya manusia.
"Kami belum dapat menjangkau masyarakat pekerja yang ada di desa-desa, dusun-dusun, pasar desa, dan sebagainya. Atas dasar itulah kami sangat mengharapkan bantuan para agen Perisai dan calon agen Perisai yang sangat dekat dengan masyarakat untuk dapat membantu para pekerja mandiri memiliki perlindungan jaminan sosial khususnya jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan," jelasnya.
Para agen Perisai, tambah Budi, mendapatkan fee atas akuisisi tenaga kerja dan iuran yang telah agen Perisai dapatkan, ditambahkan reward bagi agen perisai terbaik.
Insentif yang diberikan kepada agen Perisai sebesar 7,5 persen dari iuran yang dikelola, ditambah dengan Rp500.000 jika dapat mengakuisisi minimal 50 tenaga kerja setiap bulannya.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran Budi Santoso menjelaskan tugas agen Perisai adalah membantu BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi mengenai manfaat perlindungan jaminan sosial tenaga kerja khususnya kepada tenaga kerja informal atau bukan penerima upah (BPU).
Perisai merupakan salah satu inovasi BPJS Ketenagakerjaan yang berkolaborasi dengan organisasi/lembaga berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam upaya peningkatan kepesertaan. Seluruh elemen masyarakat dapat menjadi agen Perisai dengan memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan.
"Saat ini BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran memiliki 25 agen Perisai aktif untuk wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi yang kami lakukan," katanya.
Sebelumnya, lanjut Budi, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ungaran melakukan sosialisasi dan evaluasi Penggerak Jaminan Sosial (Perisai) terhadap agen Perisai aktif dan calon agen Perisai yang ada di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Budi menjelaskan bahwa keberadaan agen Perisai sangat membantu BPJS Ketenagakerjaan, terutama masyarakat pekerja yang tidak terjangkau karena faktor lokasi dan keterbatasan sumber daya manusia.
"Kami belum dapat menjangkau masyarakat pekerja yang ada di desa-desa, dusun-dusun, pasar desa, dan sebagainya. Atas dasar itulah kami sangat mengharapkan bantuan para agen Perisai dan calon agen Perisai yang sangat dekat dengan masyarakat untuk dapat membantu para pekerja mandiri memiliki perlindungan jaminan sosial khususnya jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan," jelasnya.
Para agen Perisai, tambah Budi, mendapatkan fee atas akuisisi tenaga kerja dan iuran yang telah agen Perisai dapatkan, ditambahkan reward bagi agen perisai terbaik.
Insentif yang diberikan kepada agen Perisai sebesar 7,5 persen dari iuran yang dikelola, ditambah dengan Rp500.000 jika dapat mengakuisisi minimal 50 tenaga kerja setiap bulannya.