Semarang (Antaranews Jateng) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sri Hananti Seno menyatakan kondisi kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia mengalami penurunan dibandingkan beberapa tahun lalu.
"Kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia itu jelek dibanding lima tahun lalu, mungkin kerja kita, kerja pemerintah kurang maka kita minta dokter gigi melakukan bakti sosial memperbaiki dan edukasi ke masyarakat," katanya di Semarang, Jumat.
Ia menyebutkan indikasi menurunnya kondisi kesehatan gigi dan mulut itu antara lain, dulu kerusakan pada setiap orang hanya antara 4-5 gigi, namun kini rata-rata 7-8 gigi rusak per orang.
Kondisi tersebut diketahui melalui riset langsung yang dilakukan 2.562 dokter gigi yang dilakukan pada 2018 dan hasilnya akan keluar akhir 2019, namun hasil sementara dari riset wawancara diketahui sebesar 57,6 persen masyarakat Indonesia sakit gigi dan hanya 10,2 persen yang berobat ke dokter gigi.
"Tercatat sebesar 92 persen penduduk Indonesia mengalami kerusakan gigi," ujarnya.
Menurut dia, banyak faktor yang memengaruhi kondisi tersebut antara lain, munculnya dokter gigi ilegal yang hanya bermodalkan pengetahuan dari media sosial Youtube atau mengikuti seminar yang kemudian mendapat sertifikat seminar.
Faktor lain, lanjut dia, yaitu pemerataan penempatan dokter gigi karena meski tercatat ada 30 ribu dokter gigi yang praktik, namun tidak merata terutama di daerah-daerah terpencil, dan kesadaran masyarakat untuk berobat ke dokter gigi juga dianggap masih kurang sehingga perlu diedukasi.
"Saya akan membuat program dengan pemerintah untuk meningkatkannya, entah nanti preventif atau lainnya," katanya.
"Kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia itu jelek dibanding lima tahun lalu, mungkin kerja kita, kerja pemerintah kurang maka kita minta dokter gigi melakukan bakti sosial memperbaiki dan edukasi ke masyarakat," katanya di Semarang, Jumat.
Ia menyebutkan indikasi menurunnya kondisi kesehatan gigi dan mulut itu antara lain, dulu kerusakan pada setiap orang hanya antara 4-5 gigi, namun kini rata-rata 7-8 gigi rusak per orang.
Kondisi tersebut diketahui melalui riset langsung yang dilakukan 2.562 dokter gigi yang dilakukan pada 2018 dan hasilnya akan keluar akhir 2019, namun hasil sementara dari riset wawancara diketahui sebesar 57,6 persen masyarakat Indonesia sakit gigi dan hanya 10,2 persen yang berobat ke dokter gigi.
"Tercatat sebesar 92 persen penduduk Indonesia mengalami kerusakan gigi," ujarnya.
Menurut dia, banyak faktor yang memengaruhi kondisi tersebut antara lain, munculnya dokter gigi ilegal yang hanya bermodalkan pengetahuan dari media sosial Youtube atau mengikuti seminar yang kemudian mendapat sertifikat seminar.
Faktor lain, lanjut dia, yaitu pemerataan penempatan dokter gigi karena meski tercatat ada 30 ribu dokter gigi yang praktik, namun tidak merata terutama di daerah-daerah terpencil, dan kesadaran masyarakat untuk berobat ke dokter gigi juga dianggap masih kurang sehingga perlu diedukasi.
"Saya akan membuat program dengan pemerintah untuk meningkatkannya, entah nanti preventif atau lainnya," katanya.