Cilacap (Antaranews Jateng) - Nelayan di Kabupaten Cilacap panen ubur-ubur pascagelombang tinggi yang terjadi di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam satu pekan terakhir, kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Tarmuji.

"Alhamdulillah dalam dua hari ini, nelayan kembali melaut meskipun tinggi gelombang maksimum berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG masih berkisar 3-3,5 meter," katanya di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jateng, Selasa.

Ia mengakui jika dalam dua hari tidak mendapatkan hasil tangkapan berupa udang maupun ikan meskipun saat sekarang masih berlangsung musim panen.

Akan tetapi, kata dia, hal itu bukan berarti nelayan tidak mendapatkan hasil karena secara kebetulan setelah terjadinya gelombang tinggi di laut selatan Jateng dan DIY, saat sekarang muncul ubur-ubur (sejenis binatang laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa).

"Biasanya kalau muncul ubur-ubur, ikan atau udang sulit diperoleh. Oleh karena itu, nelayan banyak yang menangkap ubur-ubur karena bisa dijual ke pengepul dengan harga Rp700 per kilogram," katanya.

Bahkan setiap kali melaut, kata dia, satu perahu nelayan sedikitnya bisa membawa pulang 300 kilogram ubur-ubur.

Jika beruntung, lanjut dia, nelayan bisa membawa pulang 1 ton ubur-ubur karena kapasitas maksimum perahu hanya sebesar 1,5 ton.

Menurut dia, nelayan tidak perlu melaut dengan jarak yang cukup jauh untuk sekadar menangkap ubur-ubur karena dapat ditemukan dalam radius 1-3 mil dari bibir pantai.

Lebih lanjut, Tarmuji mengatakan ubur-ubur yang telah dikumpulkan oleh pengepul selanjutnya akan dikeringkan sebelum dikirim ke eksportir sebelum diekspor dengan negara tujuan di kawasan Asia Timur seperti China dan Jepang untuk dijadikan sebagai bahan makanan maupun kosmetik.

"Namun kemunculan ubur-uburnya belum stabil. Biasanya kalau musim kemarau seperti sekarang, akan banyak ubur-ubur yang muncul dan semoga pula tidak kembali terjadi gelombang tinggi," katanya.

Salah seorang nelayan, Julianto mengaku senang bisa membawa pulang ubur-ubur sebanyak 400 kilogram.

Menurut dia, ubur-ubur tersebut akan dijual ke pengepul dengan harga sebesar Rp700 per kilogram.

"Lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga di saat tidak ada ikan pascagelombang tinggi," katanya.    

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024