Rembang (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo ikut bermain kesenian tradisional ketoprak di sebuah tobong milik Dalang Ki Sigid Ariyanto di Desa Turusgede, Kabupaten Rembang, Senin (23/4) malam.

Lakon ketoprak yang dimainkan adalah "Sang Pambayun", tentang perseteruan Ki Ageng Wanabaya yang tidak mau menyerahkan Mangir sebagai bagian Kerajaan Mataram, namun siasat asmara Pambayun yang menyamar sebagai penari keliling berhasil membuat Wanabaya lemah dan akhirnya dapat dibunuh Panembahan Senapati.

Ganjar berperan sebagai Pangeran Purbaya, putra mahkota Mataram yang arif bijaksana sehingga tidak setuju penggunaan kekerasan dalam pemerintahan, sifatnya yang "welas asih" membuatnya dicintai rakyat.

Berulang kali tingkah Ganjar mengocok perut seribuan penonton yang sebagian besar warga desa setempat.

Calon Gubernur Jawa Tengah yang berpasangan dengan Cawagub Taj Yasin Maimoen itu, nampak luwes memainkan perannya, meski tidak latihan namun improvisasi dan spontanitasnya bisa mengimbangi seniman Ketoprak Wangsit Gumelar.

"Ya saya kan sudah sering main ketoprak, wayang orang, jadi ya biasa saja, salah-salah sedikit wajarlah, namanya juga gak latihan," kata Ganjar.

Ganjar mengacungi jempol pada Ki Sigid Ariyanto yang mendirikan tempat pergelaran seni secara swadaya karena potensi kesenian ketoprak di Kabupaten Rembang dan Pati besar dengan grup-grup ketoprak lawas masih terus eksis serta berkembang subur hingga kini.

"Bahkan di Pati pemain ketoprak bisa jadi profesi, mungkin tidak sebesar artis tapi bisa untuk hidup di desa," ujarnya.

Ganjar yang sudah sering bermain kesenian tradisional itu menuturkan, kehadirannya di panggung malam tersebut tidak sekadar menghibur warga, akan tetapi sekaligus memberi contoh bagaimana pentingnya partisipasi dalam melestarikan kebudayaan.

"Dalam budaya yang sangat paternalistik, orang butuh contoh, apa wujudnya, ikut gak apa cuma omong saja, mudah-mudahan dengan pimpinannya ikut main akan mengajak yang lain ikut juga," katanya.

Sutradara ketoprak Agus Krisbiantoro mengatakan pertunjukan malam itu sekaligus meresmikan tobong milik Ki Sigid Ariyanto.

"Tobong itu bisa diartikan gedung atau tempat untuk pelatihan dan pagelaran seni, bukan hanya ketoprak, tapi juga tari dan kesenian lain," ujarnya.

Pergelaran ketoprak kali ini, menurut Agus, bertepatan dengan malam Selasa Wage, maka akan menjadi patokan waktu untuk pergelaran selanjutnya.

"Jadi setiap Selasa Wage akan ada pertunjukan utamanya ketoprak di sini," katanya.


 

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024