Purwokerto (Antaranews Jateng) - Sedikitnya 14.000 ikan gurami yang dibudidayakan petani di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mati akibat serangan bakteri aeromonas, kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Banyumas Sugiyatno.
"Serangan bakteri aeromonas sampai saat ini masih ada, tapi tidak sebanyak beberapa waktu sebelumnya. Secara keseluruhan, hingga saat ini sudah ada sekitar 14.000 ekor indukan gurami yang mati," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan serangan bakteri aeromonas itu lebih banyak terjadi di wilayah utara Banyumas yang merupakan daerah pembenihan gurami seperti Kecamatan Kedungbanteng, Baturraden, Purwokerto Utara, dan Karanglewas.
Sementara di wilayah selatan Banyumas yang merupakan daerah pembesaran gurami, kata dia, hingga saat ini masih aman dari serangan bakteri aeromonas.
"Kalau saya amati, serangan bakteri aeromonas sering kali muncul setiap kali turun hujan. Saat hujan turun terus, cenderung ada laporan (kematian induk gurami)," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, petugas Disnakkan Banyumas akan segera datang untuk mengecek ikan-ikan gurami yang mati.
Terkait dengan hal itu, Sugiyatno mengatakan pihaknya telah berupaya memberikan vitamin untuk ikan gurami agar terhindar dari serangan bakteri aeromonas.
Selain itu, kata dia, pembudi daya indukan gurami diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar kolam sebagai upaya mengantisipasi serangan bakteri aeromonas.
"Serangan bakteri aeromonas sampai saat ini masih ada, tapi tidak sebanyak beberapa waktu sebelumnya. Secara keseluruhan, hingga saat ini sudah ada sekitar 14.000 ekor indukan gurami yang mati," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan serangan bakteri aeromonas itu lebih banyak terjadi di wilayah utara Banyumas yang merupakan daerah pembenihan gurami seperti Kecamatan Kedungbanteng, Baturraden, Purwokerto Utara, dan Karanglewas.
Sementara di wilayah selatan Banyumas yang merupakan daerah pembesaran gurami, kata dia, hingga saat ini masih aman dari serangan bakteri aeromonas.
"Kalau saya amati, serangan bakteri aeromonas sering kali muncul setiap kali turun hujan. Saat hujan turun terus, cenderung ada laporan (kematian induk gurami)," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, petugas Disnakkan Banyumas akan segera datang untuk mengecek ikan-ikan gurami yang mati.
Terkait dengan hal itu, Sugiyatno mengatakan pihaknya telah berupaya memberikan vitamin untuk ikan gurami agar terhindar dari serangan bakteri aeromonas.
Selain itu, kata dia, pembudi daya indukan gurami diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar kolam sebagai upaya mengantisipasi serangan bakteri aeromonas.