Ketua PAC Pekalongan Utara, Henri Setiawan di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa dirinya memilih berhenti karena merasa sudah ditelikung dari belakang oleh pengurus DPD Partai Demokrat Jateng saat mau mengambil uang untuk para saksi.
"Uang saksi partai untuk daerah pemilihan yang lain semua baik-baik saja dan sudah diserahkan semuanya melalui masing-maing ketua PAC tetapi kenapa giliran saya mau mengambil (uang saksi, red) kok tidak ada," katanya.
Ia mengatakan munculnya masalah itu diduga merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dari kejadian sebelumnya yang terjadi pada Dapil Pekalongan Utara karena PAC Pekalongan Utara tidak mendukung caleg Demokrat, Arya Bima.
"Arya Bima merupakan keponakan Ketua DPD Jawa Tengah, Sukawi Sutarip, yang tidak mendapat dukungan dari PAC Pekalongan Utara sehingga saya sering mendapat tekanan. Oleh karena itu agar tidak menjadi kerumitan pada partai saya memilih mundur dari jabatan ketua PAC," katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang, Partai Demokrat Kota Pekalongan, Bintoro membenarkan apa yang menjadi keinginan Katua PAC Pekalongan Utara, Henry, mundur dari jabatannya.
"Sebenarnya saya ingin mempertahankan dia (Henri, red) sebagai Ketua PAC Demokrat Pekalongan Utara karena dirinya adalah kader terbaik sekaligus salah satu pejuang partai berlambang mercy," katanya.
Ia mengatakan DPC Partai Demokrat tidak bisa memaksa Henri Setiawan bertahan bersama-sama berjuang pada Partai Demokrat karena masih ada yang behak memutuskan keinginan Ketua PAC Demokrat Pekalongan itu.
"Saya adalah bawahan dari DPD Demokrat Jateng yang harus tunduk dan patuh terhadap kebijakannya," katanya.