PBB Kutuk Pemboman di Beirut
Ban menyeru semua pihak di Lebanon agar menahan diri setelah pemboman mobil kedua dalam waktu kurang dari satu pekan, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh jurubicaranya.
"Tindakan ini terjadi setelah pemboman mengerikan pada 27 Desember dan makin mencerminkan peningkatan kerusuhan yang sangat memprihatinkan yang terjadi di Lebanon dalam beberapa bulan belakangan," katanya.
Pada Kamis sore, satu mobil yang dipasangi bom meledak di Permukiman Bir El Abd di Beirut Selatan, serangan keempat yang melanda pinggiran selatan Beirut sejak Juli.
"Sekretaris Jenderal menyeru semua pihak di Lebanon agar menahan diri dan mengimbau rakyat Lebanon agar bersatu guna mendukung lembaga negara, terutama militer dan pasukan keamanan. Kedua lembaga negara tersebut saat ini sedang berusaha mencegah aksi lain teror dan memelihara kestabilan serta keamanan negeri mereka," kata pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua.
Pemimpin PBB tersebut menggaris-bawahi perlunya para penghasut dan pelaku "aksi kejahatan ini" diseret ke pengadilan sesegera mungkin. Ia menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban dan rakyat Lebanon serta, mendoakan agar korban cedera segera pulih.
Di dalam pernyataan terpisah, Dewan Keamanan PBB juga menegaskan perlunya untuk menyeret para pelaku pemboman ke pengadilan.
"Anggota Dewan Keamanan kembali meneaskan bahwa aksi teror dalam segala bentuk dan wujudnya merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap keamanan dan perdamaian internasional, dan semua tindakan teror adalah kejahatan dan tak bisa dibenarkan," kata pernyataan Dewan Keamanan.
Anggota dewan juga kembali menegaskan perlunya untuk memerangi dengan segala cara ancaman terhadap keamanan dan perdamaian internasional akibat aksi pelaku teror.
Beirut telah dilanda serangan mematikan selama beberapa bulan belakangan, termasuk dua pemboman bunuh diri pada November yang ditujukan kepada Kedutaan Besar Iran.
Pada Jumat lalu (27/12), satu bom mobil di jantung ibu kota Lebanon tersebut menewaskan mantan menteri keuangan Mohammad Shatah dan lima orang lagi, serangan yang dikatan Ban dan Dewan Keamanan PBB mempertegas perlunya untuk melindungi kestabilan di Lebanon dalam menghadapi aksi teror semacam itu dan perang saudara di tetangganya, Suriah.
Perang yang berkecamuk di Suriah memecah-belah rakyat Lebanon dan memicu ketegangan politik serta bentrokan sektarian di negeri itu.