Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta hingga saat ini terus mengenalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada masyarakat lewat berbagai kegiatan, salah satu di hari bebas kendaraan bermotor.
“Kami ada kegiatan rutin car free day setiap Minggu yang di mana ini dinikmati oleh seluruh masyarakat. Momentum ini dipakai, digunakan oleh SPPG tentunya untuk menyampaikan bahwa makanan-makanan ini yang akan didistribusikan ke anak-anak ke penerima kepada yang berhak,” kata Wali Kota Surakarta Respati Ardi di sela kegiatan showcase menu MBG di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Pada kesempatan itu ia juga u7. Pihaknya juga tidak mempermasalahkan bagi sekolah atau tempat yang keberatan menerima program tersebut.
“Ini hanya untuk yang mau menerima. Saya tekankan sekali lagi, ini bukan program yang memaksa,” katanya.
Sampai dengan saat ini pihaknya terus melakukan pengecekan di lapangan. Ia mengatakan justru program tersebut ditunggu oleh masyarakat.
“Hari ini kami banyak menerima permohonan mendapatkan makan bergizi gratis,” katanya.
Ia menegaskan program MBG ini bukan hanya tentang makan gratis tetapi tentang makanan bergizi yang memberikan pengaruh pada kesehatan para siswa.
“Ini tentunya berhubungan dengan stunting, pertumbuhan anak. Ini menjadi penting. Oleh karena itu, saya harapkan dari orang tua untuk membantu kami terkait menyosialisasikan makanan bergizi kepada anak-anaknya,” katanya.
Ia mengatakan sampai dengan saat ini sudah ada 17 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi di Kota Solo dan pada Desember mendatang rencananya akan bertambah menjadi 20 SPPG.
“Harapannya di 2026 kuarter II sudah 100 persen target penerima yang diharapkan sudah dapat menerima makan bergizi ini,” katanya.
Terkait kegiatan hari ini, dikatakannya, sebagai upaya transparansi sekaligus ajang evaluasi publik. Menurut Respati, menampilkan menu MBG di CFD bukan hanya soal pamer makanan, melainkan juga membuka ruang bagi masyarakat untuk langsung melihat dan mencicipi variasi menu MBG.
“Kami ingin warga tahu apa yang disajikan melalui program MBG, sekaligus
memberi kesempatan agar mereka bisa menilai kandungan gizinya,” ujarnya.
Pada kegiatan CFD, SPPG Surakarta menampilkan beragam menu bergizi. Warga diundang memberi masukan terkait komposisi bahan, rasa, dan nilai gizi. Masukan dari publik nantinya akan digunakan untuk menyempurnakan menu MBG agar lebih sesuai selera lokal dan tetap memenuhi standar gizi.
Ia juga berkomitmen dengan program “Zero Accident MBG”, yaitu menjaga keamanan pangan dari hulu ke hilir, mulai pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan BPOM Surakarta melakukan pengujian sampel bahan makanan program MBG.
Bila ditemukan kandungan berbahaya seperti zat kimia atau mikroba patogen, menu akan segera disesuaikan. Pemkot Surakarta juga membentuk Satgas MBG yang terdiri dari berbagai instansi, di antaranya SPPG, Dinas Kesehatan, Dinas Pangan, hingga unsur pengawas masyarakat.
Satgas ini diproyeksikan melakukan pemantauan rutin agar kualitas MBG tetap terjaga. Generasi muda juga dilibatkan dalam proses evaluasi.
“Masukan dari masyarakat sangat penting agar menu MBG terus ditingkatkan, tidak hanya bergizi tetapi juga menarik dan disukai penerima manfaat,” katanya.

