Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terus meningkatkan kewaspadaan potensi bencana seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan yang melanda di daerah setempat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Wawan Nurdiansyah di Batang, Rabu, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah menyiapkan posko, logistik serta sarana dan prasarana dalam upaya mengantisipasi bencana.
"Kami juga akan memberikan surat edaran kebencanaan pada pemerintah desa melalui kecamatan untuk disosialisasikan pada warga. Kita sambil piket untuk tetap stay and call antisipasi bencana," katanya.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan pantauan dan pengawasan seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan yang relatif tinggi yang melanda di sejumlah wilayah bagian pegunungan maupun dataran rendah.
Beberapa wilayah rawan longsor yang menjadi fokus pantauan, kata dia, berada di wilayah bagian atas seperti Kecamatan Blado, Reban, Bawang, Tersono, Bawang, dan Bandar sedangkan untuk wilayah rawan banjir antara lain Kecamatan Batang, Gringsing, dan Warungasem.
"Khusus, untuk Desa Gerlang Jecamatan Blado dan Pranten akan menjadi perhatian utama karena di situ merupakan wilayah rawan longsor saat musim hujan. Kemudian wilayah yang menjadi perhatian kami untuk rawan banjir adalah di Kecamatan Gringsing dan Batang," katanya.
Ia yang didampingi Sekretaris BPBD Suryanto mengatakan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, puncak curah hujan akan terjadi pada Desember 2025 hingga Februari 2026.
"Oleh karena itu, kami mengimbau pada masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat intensitas curah hujan cukup tinggi. Apalagi warga menjumpai ada keretakan tanah di perbukitan agar timbun dengan tanah untuk mencegah resapan air yang bisa menimbulkan longsor," katanya.
Demikian pula, tambah dia, masyarakat yang berada di pemukiman penduduk agar ikut peduli memotong dahan maupun ranting pohon yang lebat untuk mencegah pohon tumbang.

